Kupang (ANTARA News) - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kupang menghentikan sementara pelayaran ke semua lintasan penyeberangan di Nusa Tenggara Timur akibat gelombang tinggi di wilayah perairan itu.
"Mulai Senin (14/5) kami menghentikan sementara penyeberangan dari Pelabuhan Bolok Kupang ke semua lintasan karena gelombang laut sangat tinggi," kata Manajer PT Fery Indonesia Cabang Kupang Burhan Zahim kepada Antara, Selasa.
Dia mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan seputar aktivitas penyeberangan antarpulau di provinsi berbasis kepulauan itu, menyusul adanya laporan mengenai kondisi cuaca di wilayah perairan darat dan laut yang tidak bersahabat.
Burhan Zahim belum bisa memastikan, sampai kapan penutupan lintasan penyeberangan ini karena sangat tergantung pada perkembangan cuaca di wilayah perairan laut.
"Mudah-mudahan, paling lambat pada Rabu, (16/5) nanti, pelayaran sudah bisa dibuka kembali," katanya.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Ota Welly Jenni Thalo secara terpisah mengatakan, angin kencang disertai gelombang tinggi di perairan laut, saat ini tengah melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Saat ini sedang terjadi angin kencang. Umumnya angin bertiup dari Timur-Selatan dengan kecepatan 1-6 skala beaufort," katanya.
Dia mengatakan, awal dari terbentuknya fenomena cuaca angin kencang saat ini disebabkan pada bulan ini aliran masa udara di wilayah Indonesia didominasi Angin Timuran.
Kondisi ini berakibat pada tekanan tinggi di wilayah benua Australia menyebabkan perbedaan gradien tekanan antara wilayah Benua Australia dan Indonesia khususnya Nusa Tenggara Timur.
Adanya angin kencang ini juga mengakibatkan gelombang tinggi pada wilayah Nusa Tenggara Timur, katanya menjelaskan.
Mengenai gelombang, potensi gelombang laut setinggi 3.5 meter terjadi di Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara gelombang setinggi 3.0 meter berpotensi terjadi di perairan Laut Sawu, perairan Selatan Pulau, Pulau Rote dan laut Timor selatan NTT.
Selain itu, gelombang setinggi 2-2,5 meter berpotensi terjadi di perairan laut Selat Sape dan Selat Sumba.
Potensi gelombang ini bisa mencapai dua kali lipat dari prakiraan, sehingga nelayan maupun perusahan pelayaran perlu waspada, katanya.
Baca juga: ASDP Kupang hentikan pelayaran karena gelombang tinggi
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018