Bandarlampung (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohamad Nasir mengatakan perguruan tinggi merupakan pintu utama penangkalan masuknya radikalisme.
"Kampus merupakan gerbang utama menangkal radikalisme dan intoleransi," kata menteri pada Dialog Nasional Indonesia Maju di Kampus Pascasarjana Universitas Bandarlampung (UBL), Senin.
Ia mengatakan teroris tak ada kaitannya dengan agama apapun, karena itu perguruan tinggi harus menyelesaikannya secara baik-baik, jika menemukan indikasi terjadi intoleransi dan radikalisme di kampus.
Menurutnya, pimpinan perguruan tinggi harus mengajak mahasiswanya membangun dan memajukan bangsa Indonesia.
Selain itu, untuk menghindari mahasiswa dari radikalisme dan intoleransi, perlu terus digaungkan empat pilar kebangsaan.
Empat pilar kebangsaan itu, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia, UUD 1945, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
"Empat pilar kebangsaan itu sebagai pemersatu bangsa," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Wilayah II-B Lampung, Firmansyah mengatakan bahwa dialog nasional itu menghadirkan tiga menteri pada Kabinet Kerja.
Ketiga menteri itu, yakni Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Sosial Idrus Marham.
Dialog nasional tersebut, lanjutnya, diikuti sekitar 7.000 mahasiswa perguruan tinggi yang ada di wilayah Lampung.
Dialog itu juga dihadiri pimpinan perguruan tinggi swasta di lingkungan Kopertis II yang terdiri dari Sumatera Selatan, Lampung dan Bangka Belitung.
Baca juga: Menkominfo ajak masyarakat adukan konten terorisme
Baca juga: Menpppa Yembise berharap orang tua ikut berperan cegah radikalisme
Baca juga: Mensos berharap mahasiswa berpikir rasional untuk tangkal radikalisme
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018