.
"Masyarakat harus tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa," ujarnya ketika ditemui di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Senin.
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa Polri dan TNI berkomitmen menjaga keamanan dan kenyamanan terhadap masyarakat yang tak hanya hari ini, tapi juga ke depan.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu tidak membantah bahwa peledakan bom di beberapa tempat di Surabaya tersebut sebagai dampak rasa marahnya kelompok teroris di Mako Brimob beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Pakde Karwo juga mengatakan bahwa gerak teroris saat ini diklaimnya semakin sempit sehingga mereka terpaksa menggunakan anak dan istri sebagai alatnya.
Para ahli strategi di bidang terorisme, kata dia, sudah memperkirakannya dan akan memanfaatkan anak serta istri untuk mencapai tujuan para teroris.
"Pertimbangannya, supaya informasi tidak bocor dan soliditas terjaga. Istri dan anak dijanjikan surga dan mereka diajak ke surga bersama-sama. Tentu ini sangat memprihatinkan," katanya.
Sebelumnya, lima ledakan beruntun terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, yakni pada Minggu (13/5) bom bunuh diri di tiga gereja berbeda, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di wilayah Ngagel, kemudian GKI Wonokromo Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Raya Arjuno.
Kemudian, Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB bom meledak di Rusunawa Blok B lantai 5 Kelurahan Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, serta pada hari ini bom meledak di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya.
Baca juga: Gubernur Jatim minta masyarakat tidak takut dan lawan terorisme
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018