Uskup Suharyo percaya Keuskupan Agung Surabaya akan melakukan upaya pemulihan terhadap para korban ledakan bom di Surabaya. Ini mengacu pada serangan teror yang terjadi di Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta pada Februari lalu.
"Tanggung jawab untuk melanjutkan pendampingan atau melakukan apapun untuk korban adalah wewenang uskup Surabaya. Saya yakin uskup Surabaya dan stafnya akan melakukan sesuatu," katanya dalam konferensi pers di Katedral Jakarta, Senin.
Satu dari tiga gereja yang menjadi lokasi ledakan pada Minggu (13/5) pagi adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Surabaya, sementara dua lainnya merupakan gereja Kristen.
Ledakan pertama terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, yaitu pada Minggu sekitar pukul 07.30 WIB. Adapun dua ledakan lain, berjeda masing-masing 5 menit setelah ledakan pertama.
Sejauh ini, 14 korban dilaporkan meninggal dunia dan lebih dari 40 orang luka-luka akibat ledakan bom bunuh diri yang diduga dilakukan oleh satu keluarga tersebut.
"Yang sangat mengerikan ini dilakukan oleh satu keluarga. Jadi kemanusiaan itu mau dibawa ke mana," kata Uskup Suharyo.
Baca juga: Uskup Ignatius Suharyo imbau masyarakat tidak terprovokasi aksi teror
Uskup meminta masyarakat, khususnya umat Katolik untuk memaafkan para pelaku dan tidak menganggap insiden ini sebagai isu agama tertentu, tetapi ancaman atas kesatuan bangsa Indonesia.
Baca juga: Uskup Suharyo serukan pesan persatuan
"Tentu kami ikut berbela duka dengan saudara-saudara kita yang gugur, ikut mendoakan mereka yang terluka semoga lekas sembuh, dan keluarga-keluarga yang terbebani dengan peristiwa ini semoga ditabahkan," ujar dia.
Baca juga: Paus Fransiskus doakan Indonesia setelah teror Surabaya
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018