Surabaya (ANTARA News) - Sejumlah perkantoran di sekitar Mapolrestabes Surabaya menghentikan aktivitasnya menyusul insiden ledakan di pintu masuk kantor polisi setempat, Senin.
"Kalau terganggu dan terpengaruh pasti, karena faktanya demikian dan tidak ada aktivitas lagi, khususnya di kantor saya," ujar Direktur Arayme Bisnis Profit Yoesteyfan Hedyansyah kepada wartawan.
Bahkan, seluruh karyawan di perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi tersebut dipulangkan karena kondisi perkantoran yang sangat tidak kondusif, termasuk kepanikan karyawan maupun keluarga yang menanyakan kabar masing-masing.
"Saya minta izin ke polisi, apakah boleh karyawan saya pulangkan, dan diperbolehkan. Ini agar keluarga di rumah juga tidak panik," ucapnya.
Baca juga: 10 orang jadi korban ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya
Sementara itu, saat insiden terjadi, ia mengaku mendengar suara ledakan dari kantornya yang berada sangat dekat dari sisi utara Mapolrestabes di Jalan Cendrawasih.
Karena masih trauma insiden ledakan di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5), ia mengaku berpikiran sama, bahkan ternyata benar bahwa bunyi keras yang baru didengarnya adalah suara bom.
Karyawannya maupun karyawan perkantoran lain di sekitarnya pun berhamburan ke luar, tapi oleh aparat keamanan akhirnya diminta untuk kembali ke kantor dan arus lalu lintas ditutup total dengan dipasang garis polisi serta penjagaan ketat polisi.
"Karena kondisi pekerjaan dan karyawan sudah tidak kondusif maka saya putuskan untuk dipulangkan," ujarnya.
Sebelumnya, sekitar pukul 08.50 WIB terjadi insiden ledakan di pintu masuk atau tepat di pos polisi yang diduga menggunakan bom kendaraan.
Polda Jatim masih melakukan identifikasi termasuk memastikan jumlah korban luka atau meninggal dunia terhadap kejadian tersebut, baik dari unsur anggota Polri, masyarakat maupun terduga pelaku.
Baca juga: Akses ke Mapolrestabes Surabaya ditutup total
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018