Bogor (ANTARA News) - Dalam upaya memanfaatkan sumber energi terbarukan (renewable energy resources), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk membudidayakan dan mengembangkan jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif dalam proses produksi perusahaan semen itu. "Dengan program penanaman jarak pagar ini, Indocement dalam proses produksinya dapat semakin mengurangi pemakaian sumber energi yang `non renewable`," kata Alexander Frans, Manajer Divisi Umum Indocement di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), Jumat. Mewakili Direktur Utama (Dirut) Indocement, Daniel Lavalle, pada sosialisasi pemanfaatan pohon jarak kepada 500 murid SMA, guru dan para orang-tua murid, dikemukakannya bahwa keberhasilan program tersebut akan membawa banyak manfaat, antara lain daerah yang semakin hijau, dan masyarakat yang menanam jarak pagar juga memiliki tambahan penghasilan. "Kepada masyarakat yang mempunyai lahan kosong dan terlantar silakan menanam jarak pagar, kita sediakan bibitnya dengan gratis, dan saat panen buahnya dapat dijual kepada Indocement," katanya. Ia mengatakan, pada lahan seluas 32 hektar --yang umumnya bekas penambangan di area pabrik kawasan Citeureup--sejak Pebruari 2007, telah ditanami pohon jarak, yang dilakukan bekerjasama dengan Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM), IPB. Kerjasama dengan IPB itu dilakukan guna menghasilkan buah jarak pagar yang baik dan bermutu, sebagai komponen dasar pembuatan minyak jarak sebagai biodiesel. "Dua tahun lalu pernah kita tanam secara sporadis, namun hasilnya kurang baik, sehingga dengan kerjasama dengan IPB ini, kita bisa mengetahui dengan benar cara menanam hingga menghasilkan dengan baik," katanya. Dikemukakannya bahwa sosialisasi yang diberikan kepada 500 murid SMA, guru dan orang-tua itu, merupakan salah satu kegiatan yang dijalankan Indocement dalam rangka ikut serta mengembangkan dan memanfaatkan sumber energi alternatif terbarukan itu. Sosialisasi kepada dua pendidikan melalui sekolah maupun dewan/komite sekolah dimaksud, kata dia, merupakan pencanangan awal dengan tujuan memberikan pengetahuan sejak dini kepada siswa mengenai pembangunan berkelanjutan. "Sehingga para siswa sejak dini akan semakin peduli dengan lingkungan dan alam ini," katanya. Ia menambahkan, kerjasama IPB-Indocement yang telah dirintis itu, diharapkan akan memperoleh hasil berupa buah jarak pagar yang memenuhi spesifikasi tertentu, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Sementara itu, Ir Dwi Setianingsih, MSc dari Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi LPPM IPB dalam paparannya di depan peserta sosialisasi mengemukakan bahwa jarak pagar selain untuk energi alternatif terbarukan, juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan kerumahtanggaan lainnya. Ia memberi contoh bungkil (ampas) dari buah jarak, bisa dimanfaatkan sebagai briket, bahan bakar untuk kepentingan memasak. "Kaum ibu di Afrika, juga memanfaatkan buah jarak untuk bahan sabun, dan hasilnya bernilai ekonomi," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007