Makassar (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan langsung merespon peningkatan pengamanan rumah ibadah usai teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.
"Pengamanan rumah ibadah sudah kita lakukan sebelum adanya teror bom di tiga gereja di Surabaya. Dengan adanya kejadian itu, kita langsung meningkatkan pengamanannya," ujar Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan, pengamanan di rumah-rumah ibadah seperti gereja dan lainnya itu mendapatkan perlakuan sama, apalagi jika sedang ada aktivitas ibadah.
Dicky menerangkan jika pengamanan dan penambahan personel di rumah ibadah itu juga dilakukan usai insiden yang terjadi di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
"Sejak insiden di Mako Brimob, kita juga meningkatkan pengamanan di sejumlah objek vital dan rumah-rumah ibadah demi menjamin keamanan warga," katanya.
Dicky menambahkan, status siaga satu atau peningkatan status di wilayah Sulawesi Selatan khususnya di Makassar dilakukan setelah insiden di Mako Brimob Kelapa Dua.
Selain itu, peningkatan pengamanan juga dilakukan karena di Sulsel terdapat 13 kabupaten, kota dan provinsi yang akan menggelar pemilihan kepala daerah serentak.
"Kita ingin memastikan semuanya berjalan lancar, aman dan kondusif di wilayah Sulsel, apalagi akan ada pilkada serentak yang akan digelar. Makanya, anggota terus berjaga dan memantau situasi wilayah setiap harinya," terangnya.
Sebelumnya, teror bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, masing-masing Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela yang beralamat di Jalan Ngagel Madya Utara, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan di Jalan Arjuno, dan Gereja Kristen Indonesia Diponegoro 146 di Jalan Raya Diponegoro.
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018