"Jika ada orang tidak dikenal berada dalam komunitasnya, maka kami imbau untuk melakukan kewaspadaan dan segera melapor kepada kami jika dirasa meresahkan," kata Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo di Jember.
Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi dan juga melakukan koordinasi dengan pengurus gereja serta tempat-tempat ibadah, untuk saling berkomunikasi jika ada hal-hal yang dirasa meresahkan.
"Kami pertebal keamanan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dan tidak sampai mengganggu kegiatan ibadah para jemaat, sehingga kami juga mengimbau untuk tidak takut karena kita lakukan bersama untuk melawan teroris," tuturnya.
Ia menjelaskan pihaknya juga telah mengerahkan tim intelijen untuk mengumpulkan bahan keterangan dan informasi karena hal itu sebagai tindakan deteksi dan melakukan upaya preventif dengan mempertebal keamanan di tempat-tempat ibadah.
"Saya pun mengajak masyarakat untuk menjaga keamanan dan suasana kondusivitas yang baik di Indonesia pada umumnya dan khususnya di Jember agar tetap aman," katanya.
Pantauan di lapangan, situasi peribadatan para jemaah di sejumlah gereja masih berlangsung normal dan aman, bahkan mereka tanpa rasa takut dan khawatir akan ada ancaman susulan dari teroris yang melakukan pengeboman di Surabaya.
Sementara pengurus Gereja Kristen Indonesia Jember Deni Oktoviani mengatakan jemaat yang beribadah berjalan normal dan tidak ada kekhawatiran terkait dengan serangan teroris seperti yang terjadi di Surabaya.
"Kami tetap beribadah dengan tenang dan ibadah di gereja berjalan normal, bahkan dari jemaat tidak ada kekhawatiran yang berlebihan dan suasana ibadah tetap kondusif," katanya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada aparat kepolisian dan TNI yang melakukan pengamanan dan patroli terhadap sejumlah gereja di Jember.
Baca juga: Kapolri pantau lokasi ledakan bom di Gereja Pantekosta Surabaya
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
