Jakarta (ANTARA News) - Ketua Setara Institute, Hendardi, mengimbau masyarakat agar tidak terpecah oleh upaya provokasi dengan kekerasan yang menyasar rumah-rumah ibadah. "Tunjukkan bahwa masyarakat tidak takut dan mampu bergandeng tangan mengatasi aksi intoleransi, radikalisme, dan terorisme," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dia juga mengingatkan, aksi bela sungkawa tidak perlu ditunjukkan dengan menyebar gambar, video, dan material lain yang justru menyebarluaskan pesan ketakutan semakin meluas, sebagaimana yang dikehendaki setiap aksi kekerasan.
Ia juga mengutuk keras aksi terorisme dengan bom bunuh diri di beberapa gereja di Surabaya, Minggu pagi itu. Aksi biadab dan tidak berperikemanusiaan itu tidak pernah bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
"Setara Institute mendukung Kepolisian Indonesia dan aparat keamanan serta intelijen untuk terus menerus melakukan penindakan terhadap aksi terorisme, termasuk mendeteksi setiap gejala-gejala permulaan yang mencurigakan. "Tidak perlu ragu mengambil tindakan hukum dan tindakan koersif lainnya, sepanjang secara faktual dan aktual dibutuhkan aparat keamanan," katanya.
Keberhasilan menindak aksi terorisme di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok (9/5), dan juga prestasi sebelumnya, cukup menjadi bekal bagi Kepolisian Indonesia untuk mengendalikan situasi dan memastikan aksi-aksi terorisme bisa diatasi. Intelijen negara yang tersebar di banyak institusi keamanan dan institusi pemerintah lainnya juga harus meningkatkan kewaspadaan maksimum sehingga tindakan preventif bisa dilakukan dengan bekal informasi intelijen yang lebih presisi.
Ia juga mengingatkan agar pemerintah melalui kementerian terkait memastikan adanya pemulihan memadai bagi korban-korban aksi terorisme sehingga mereka yang menjadi korban atau keluarga korban dapat memperoleh keadilan dan layanan negara. "Ini merupakan bagian dari tanggung jawab negara hadir melindungi korban kekerasan," kata dia.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018