Washington (ANTARA News) - Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan penusukan mematikan yang terjadi di jantung Kota Paris, Sabtu (12/5) malam, menurut kelompok pengamat SITE.
"Eksekutor operasi penikaman di Kota Paris adalah prajurit ISIS dan operasi itu dilakukan sebagai tanggapan terhadap seruan untuk menargetkan negara-negara koalisi," kata "narasumber keamanan" kepada kantor berita resmi ISIS, Amaq, dalam laporan berbahasa Arab.
Pelaku penyerangan ditembak mati oleh polisi setelah pria itu menewaskan satu orang dan melukai empat orang lainnya. Insiden tersebut mendorong dimulainya penyelidikan teror.
Serangan terjadi di dekat gedung opera utama Kota Paris di kawasan yang penuh dengan bar, restoran dan teater yang ramai pada malam akhir pekan.
Pelaku menyerang lima orang dengan pisau, salah satunya tewas, menurut keterangan polisi. Dua orang dalam kondisi kritis dan semua korban berada di rumah sakit.
Prancis gelar penyelidikan teror
Prancis mengadakan penyelidikan teror setelah tragedi penusukan mematikan tersebut.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan: "Prancis sekali lagi membayar dengan nyawa."
Menteri Dalam Negeri Gerard Collomb di Twitter memuji "ketenangan dan reaksi polisi yang menetralisasi penyerang."
Para turis dan penduduk yang terkejut menyaksikan dari belakang perimeter keamanan. "Saya sedang berada di teras kafe, saya mendengar tiga, empat tembakan, itu terjadi sangat cepat," kata Gloria, 47 tahun.
"Kemudian bartender meminta kami segera masuk. Lalu saya pergi keluar untuk melihat apa yang terjadi, dan kemudian saya melihat seorang pria terbaring di tanah," imbuhnya.
Polisi mengatakan motif penyerang masih belum diketahui, demikian AFP.
Penerjemah: Monalisa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018