"Untuk umat kristiani tidak perlu cemas dan takut karena tujuan dari aksi teror itu memang menimbulkan rasa takut. Oleh karena itu, umat kristiani harus membaur dengan masyarakat lain dan mendukung aparat polisi, TNI, dan BIN untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Romo Benny ketika dihubungi dari Semarang, Minggu siang.
Dia menegaskan bahwa perbuatan teror hingga menyebabkan korban jiwa adalah tindakan keji dan terkutuk.
Baca juga: Pelaku bom Surabaya diduga seorang ibu bawa dua balita
Namun, masyarakat Indonesia tidak boleh terpecah belah akibat aksi kejahatan yang mengatasnamakan agama tersebut.
"Tindakan ini mau menjatuhkan eksistensi pemerintahan yang sah. Masyarakat harus bersatu memberikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo, untuk bersama-sama menghadapi ancaman terhadap negara dan masyarakat saat ini," ujarnya lagi.
Rangkaian aksi bom bunuh diri terjadi pada Minggu pagi sekitar pukul 07.30 WIB di tiga rumah ibadah, yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (STMB), Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro Surabaya dan Gereja Pentakosta di Jalan Arjuno Surabaya.
Hingga Minggu siang pukul 11.00 WIB, korban meninggal akibat aksi teror tersebut sedikitnya berjumlah delapan orang, sementara 38 orang lainnya terluka.
Baca juga: Saksi: mobil pelaku bom Surabaya masuk halaman gereja
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018