"Sekarang ini, selain kakao, kopi menjadi komoditi unggulan di Kabupaten Sigi," kata Mohammad Irwan Lapata, Bupati Sigi, Sabtu.
Irwan menuturkan kopi telah dikembangkan di mayoritas kecamatan di Sigi sejak dahulu, terutama di Dataran Lindu, Kulawi, Palolo, Nokilalaki dan Marawola Barat.
Wilayah-wilayah tersebut merupakan daerah penghasil kopi karena memang kondisi lahan dan iklim sangat mendukung bagi pengembangan komoditi kopi.
Bahkan, kata bupati di Kecamatan Kulawi Raya, termasuk Pipikoro sudah ditetapkan Pemkab Sigi sebagai lokasi pengembangan tanaman kopi di daerah itu.
Pengembangan kopi di wilayah tersebut pada 2018 ini dilakukan secara besar-besaran di Kecamatan Kulawi Raya yang meliputi empat kecamatan yakni Pipikoro, Kulawi, Lindu dan Kulawi Selatan.
Setiap desa, kata Bupati Irwan telah menyiapkan lahan seluas 25 hektare untuk ditanami komoditi kopi.
Menurut dia, jika program ini berjalan baik, niscaya Sigi ke depan akan memiliki komoditi ekspor nonmigas yaitu kopi.
Baca juga: Kopi Jabar jadi terunik dan terbaik
Baca juga: Ekspor kopi olahan nasional naik 10 persen
Baca juga: Kemenperin berkomitmen tingkatkan nilai tambah kopi
Selama ini, kopi produksi petani di Sigi tidak kalah bersaing dengan kopi dari daerah lain seperti kopi toraja yang telah dikenal sampai keluar negeri.
Kopi Sigi juga sudah mulai dikenal di luar negeri. Buktinya, wisatawan mancanegara yang datang ke Kabupaten Sigi tidak senang kembali ke negaranya, jika belum menikmati minuman kopi Sigi.
Kopi Sigi terkenal dengan nama kopi toratima. Kopi Toratima sekarang ini sudah ada di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu. Di Bandara Mutiara, Pemkab Sigi bersama UKM membuka kedai kopi Toratima di bandar udara itu.
Dengan begitu, wisatawan yang turun dari pesawat dan mau menikmati kopi Toratima bisa langsung menikmatinya di gerai kopi yang ada di teras Bandara.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018