Pasuruan (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meresmikan program "Pesantrenpreneur" dan toko ritel modern "Ummart" yang merupakan bentuk usaha di pondok pesantren.
"Saya mengapresiasi tinggi khusunya HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Jawa Timur dengan mulai masuk ke pondok pesantren melalui Ummart-nya, dengan `pesantrenpreneurnya` untuk meningkatkan ekonomi yang dimulai dari pengusaha muda kita," kata Presiden Joko Widodo di Ponpes Bayt Al-Hikmah, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu.
Hadir juga dalam acara itu Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
"Ide dan gagasan seperti ini harus kita dorong dan motivasi agar jumlahnya tidak 10 tapi ada di semua pesantren yang jumlahnya hampir 30 ribu itu ada ummart, ummart, ummart semuanya ada," tambah Presiden.
Sebelumnya, Ketua Umum HIPMI Jawa Timur Mufti Anam mengatakan bahwa Ummart awalnya menjadi proyek percontohan di Ponpes Bayt Al-Hikmah namun dikembangkan di 10 ponpes lainnya dengan asisten dari ritel-ritel modern lainnya.
Padahal menurut Mufti, ada 30 ribu ponpes di seluruh Indonesia dengan 5 juta santri dan berdampak pada 10 juta umat.
"Saya lihat sudah di beberapa pesantren, ada `ummart`, `nummart`, itu harus terus kita kembangkan, pemerintah juga mulai bangun bank wakaf mikro di pondok-pondok pesantren, awalnya 20 ponpes, lalu ditambah jadi 40 ponpes, dikoreksi diperbaiki lagi dan makin banyak, harapan saya seperti itu," ungkap Presiden.
Menurut Mufti Anam, "Ummart" adalah toko ritel modern ponpes.
"Di ponpes memang ada warung dan koperasi tapi tidak mampu untuk berkompetisi dengan ritel yang ada, maka HIPMI bersinergi dengan Aprindo mengembangkan `Ummart` untuk berkompetisi dengan ritel yang ada," kata Mufti.
Ummart pun menjadi inkubator bisnis karena 3 bulan sekali pengurus Ummart dan ponpes akan digilir dari satu ponpes ke ponpes lain.
"Agar kalau pulang ke daerah tidak hanya jadi ustads dan kyai tapi jadi `ustadzpreneur` dan `kyaipreneur`. Wali santri tidak boleh kasih uang tunai ke anak-anaknya agar uang bisa di-tracking untuk hal produktif dan halal dan memproteksi santri agar menghindarkan dari narkoba dan lainnya," jelas Mufti.
Ia menargetkan akan ada 1.000 Ummart berdiri di seluruh Jawa Timur.
Presiden Joko Widodo juga sempat salah menyebutkan nama pondok pesantren Bayt Al-Hikmah menjadi Bayt Al-Hakim.
"Mohon maaf karena terlalu banyak ponpes yang saya masuki jadi saya keleru, mohon maaf pak kyai. Namanya manusia pasti ada kelerunya apalagi presiden kan juga manusia, ada keleru ada kurang mohon dimaafkan," kata Presiden yang mengundang tawa para undangan.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018