Pahoa, Hawaii (ANTARA News) - Aliran lahar yang lebih merusak dapat segera menghantam Pulau Besar Hawaii ketika gunung berapi Kilauea meletus, menimbulkan ancaman yang lebih besar dari cairan magma yang menghancurkan puluhan rumah dan mengungsikan ribuan, demikian para ilmuwan, Jumat.
Saat danau lahar di puncak Kilauea mengalir di dalam gunung berapi, magma mengalir ke bawah tanah. Itu bisa menyembur ke permukaan sebagai aliran lahar yang besar, bergerak cepat dan sangat panas serta menghasilkan tingkat gas beracun yang lebih tinggi, demikian ilmuwan Pengamat Gunung Api Hawaii Tina Neal.
"Apa yang akan berubah menjadi buruk dalam hal bahaya adalah jika magma yang lebih panas dan segar naik ke permukaan, dan itulah yang akan terjadi," kata Neal dalam sebuah konferensi. "Begitu sejumlah magma baru yang lebih panas, mengandung gas sampai ke permukaan, kita mungkin akan melihat tingkat letusan yang lebih besar dan lebih tinggi," jelasnya.
Lima belas retakan besar atau celah telah terbuka di sisi timur Kilauea sejak gunung berapi itu meletus delapan hari yang lalu. Ventilasi vulkanik telah keluar relatif tenang, magma lamban yang tersisa dari peristiwa serupa pada 1955. Magma yang lebih baru sekarang bisa muncul di belakangnya.
Selain itu, Kilauea, salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, mengancam untuk memulai serangkaian letusan eksplosif dalam beberapa hari atau minggu, yang dapat membentuk awan besar kabut vulkanik, atau vog, dan melemparkan batu seukuran mobil kecil.
Para ahli geologi memperkirakan erupsi lahar baru terjadi di atau sekitar area perkebunan Leilani yang terkena dampak paling parah di Distrik Puna tenggara, sekitar 32 kilometer arah selatan Hilo, di mana 27 rumah telah hancur dan semua 1.900 penduduk telah dievakuasi.
Penduduk setempat mendapat peringatan pesan teks pada jam 11.0 waktu setempat, memperingatkan mereka bahwa mereka bisa memiliki sedikit atau tidak ada waktu untuk mengungsi jika terjadi erupsi di masa depan.
"Kami mengatakan kepada orang-orang untuk merencanakan yang terburuk. Mereka harus memiliki Rencana A, Rencana B dan Rencana C," kata Roann Okomura, seorang pejabat wilayah yang membantu mengurus salah satu tempat penampungan yang disiapkan untuk pengungsi, demikian Reuters.
(Uu.KR-DVI/M016)
Pewarta: ANTARA
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018