Jakarta (ANTARA News) - Wetlands International, LSM yang bergerak di bidang lingkungan hidup, mengingatkan bahwa ibukota Jakarta akan menemui kehancuran bila ekosistem mangrove di kawasan pesisir rusak atau lenyap. "Apa jadinya Jakarta tanpa mangrove? Yang pasti serapan air laut atau intrusi akan semakin jauh ke daratan Jakarta, sehingga pondasi bangunan-bangunan tinggi akan cepat rusak akibat digerus garam dari air laut," kata Dibjo Sartono, Direktur Program Wetlands International, kepada ANTARA, di Jakarta, Kamis. Selain serangan air laut berupa intrusi, lenyapnya mangrove juga akan berdampak terhadap laju abrasi yang bergerak tanpa kendali. "Juga jangan dilupakan fungsi ekosistem mangrove yang menahan angin laut yang membawa garam. Bila mangrove hilang, angin laut akan semakin kencang menerpa bangunan-bangunan di kawasan tepi pantai sehingga tentu saja bangunan itu akan lebih cepat rusak dan keropos," kata dia menambahkan. Walaupun menyeru agar pihak-pihak yang terkait melakukan tindakan rehabilitasi ekosistem mangrove Jakarta, Dibjo mewanti-wanti agar jangan lantas semua pesisir di Jakarta ditanami mangrove. "Hanya pantai yang berlumpur saja yang cocok ditanami mangrove, kalau pantai berpasir tidak akan maksimal ditanami mangrove," katanya. Di sisi lain, PT Jaya Ancol yang beroperasi di kawasan pantai utara Jakarta mulai menaruh perhatian penuh terhadap isu kelestarian lingkungan hidup, terutama yang terkait dengan ekosistem mangrove. Pantai Marina yang dikelola perusahaan tempat hiburan ini sedang diubah tampilannya sehingga lebih banyak ditanami bakau dan mangrove. Sementara itu data Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa ekosistem mangrove tersebar ke kawasan hutan dan pulau-pulau di Kepulauan Seribu, total luasnya mencapai 430,18 hektar - yang terbesar ada di Hutan Wisata Kamal Muara yaitu 99,80 hektar. Prof Dr Ir Hadi S Alikodra, staf peneliti dari Fakultas Kehutanan IPB, pernah mengemukakan luas mangrove Indonesia sekitas 3,5 hektar atau 18-32 persen total luas mangrove seluruh dunia. Angka ini merupakan yang terluas dibandingkan dengan Brasil (1,3 juta hektar), Nigeria (1,1 juta hektar), dan Australia (0,9 juta hektar). (*)
Copyright © ANTARA 2007