Wuxi (ANTARA News) - ASEAN mengajukan program pertukaran bagi wartawan negara-negara ASEAN dan China selama minimal tiga sampai enam bulan sebagai kelanjutan dari kerja sama kedua belah pihak.
Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN AKP Mochtan usai pembukaan perdana ASEAN-China Media Coopertion Forum di Wuxi, China, Sabtu mengatakan pengajuan program tersebut merupakan tindak lanjut kerja sama antara ASEAN-China yang telah dijalin dalam rangka 15 tahun, terutama dalam bidang penyebaran informasi.
"Saya promosikan pengajuan program pelatihan dan magang tiga sampai enam bulan untuk rekan-rekan jurnalis, yang biasanya hanya 10 hari," kata Mochtan.
Program pelatihan itu diajukan guna memberikan pemahaman yang mendalam terkait kondisi dan situasi politik, ekonomi dan sosial budaya ASEAN-China.
Mochtan meyakini peran media sangat penting dalam keberlangsungan jalinan kerja sama yang baik antarkedua belah pihak.
Sebagaimana kemitraan antara ASEAN dan China telah terjalin dalam tiga pilar Komunitas ASEAN, yaitu ketahanan politik, ekonomi dan sosial bidaya, media memiliki peran dalam menegaskan kepentingan serta implikasi dari kerja sama tersebut.
"Dengan demikian dapat memberikan kesempatan untuk menulis artikel, bertemu banyak orang, berdiskusi dengan mahasiswa dan para ahli di universitas, agar bisa menulis laporan secara mendalam," katanya.
Pasalnya, lanjut Mochtan, saat ini sirkulasi berita sangat cepat dan tidak bisa dihindari bahwa masyarakat dihadapkan dengan berita-berita yang tidak benar atau "hoax".
Dengan adanya penempatan wartawan ASEAN di media-media China, begitu juga dengan wartawan di China magang di media negara ASEAN dalam jangka waktu tiga hingga enam bulan dalam menulis artikel mendalam, bisa menangkal berita buruk yang dapat mengancam rusaknya kerja sama antara ASEAN dan China.
"Hal ini untuk meningkatkan kapasitas SDM juga dengan melihat secara jeli isu-isu baik di Jakarta, Kuala Lumpur, Brunei Darussalam, atau kota-kota di China," katanya.
Selain itu, ia juga mengajukan adanya kerja sama dalam pertukaran informasi antara media ASEAN dan China.
"Dengan kerja sama pertukaran informasi yang terverifikasi, maka kita bisa menangkal potensi berita-berta tidak benar atau `hoax," katanya.
Kerja sama tersebut dapat dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi yang menampilkan berita secara atraktif, baik itu berita tulis, infografis, blog maupun video.aa
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018