Apabila tidak bijak menggunakannya maka akan berdampak bahkan mengancam toleransi antar umat manusia dan keutuhan negara, kata Rudiantara saat temu bloger dan media yang diselenggarakan Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Satistik Kalteng, di Palangka Raya, Sabtu.
"Masyarakat juga harus mampu memilah informasi ataupun berita yang beredar di medsos, terlebih dahulu ditelaah secara cerdas, disikapi secara arif dan bijaksana," tambahnya.
Selain mengancam toleran antar umat manusia dan keutuhan negara, tidak bijak dalam menggunakan medsos juga dapat merugikan orang itu sendiri. Sebab, apapun yang telah ditulis atau disebar di medsos dapat bertahan ratusan tahun dan sangat mudah untuk ditemukan pihak manapun.
Rudiantara memperkirakan 10 tahun kedepan, orang-orang yang ingin diterima dalam satu perusahaan bukan lagi sekedar mempertimbangkan surat lamaran, melainkan melihat jejak digital, khususnya medsos orang tersebut.
"Jadi, saya sarankan, bagi yang punya adik masih kecil atau punya anak, ingatkan mereka untuk bijak dalam menggunakan medsos. Jangan sampai karena tidak bijak menggunakan medsos, kedepannya menjadi sulit mendapatkan pekerjaan," ucapnya.
Menkominfo bercerita, medsos pada awalnya digunakan untuk sarana mencari teman dan meningkatkan silaturahmi, serta berusaha dengan berjualan atau berdagang. Namun, seiring berjalannya waktu, ada pihak-pihak tertentu secara sengaja menyebarluaskan informasi atau berita yang isinya mengandung unsur kebohongan.
Dia mengatakan 90 persen informasi atau kabar bohong yang banyak tersebar, sumbernya utamanya berasal dari medos. Menyikapi hal tersebut, maka diperlukan kehati-hatian dalam menyebarluaskan dan menyerap informasi yang didapat dari medsos.
"Saya mengajak semua lapisan masyarakat, khususnya pegiat medsos dan insan pers terlibat aktif memerangi penyebaran berita bohong," demikian Rudiantara.
Pewarta: Jaya Wirawana Manurung
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018