Baghdad (ANTARA News) - Para pejuang menewaskan lima lagi tentara Amerika Serikat di Irak, termasuk empat dalam serangan bom jalanan terhadap patroli mereka di Baghdad, kata tentara hari Kamis. Empat tentara dan jurubahasa Irak mereka tewas sesudah bom jalanan meledak di dekat mereka, Rabu, di setengah kawasan timur ibukota Irak itu dalam "gerakan tempur", kata tentara. Laporan tersebut tidak menyebut secara pasti tempat ledakan. Satu tentara lain, anggota Satuan Tugas Marne, tewas oleh tembakan senjata genggam pada Kamis di dekat Rushdi Mullah, selatan Baghdad, kata tentara dalam pernyataan terpisah. Kematian terahir itu membuat jumlah tentara Amerika Serikat tewas di Irak sejak serbuan Maret 2003 menjadi 3.626 orang, kata hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka Pentagon, sementara kantor berita Inggris Reuters menyebut angka 3,629. Lebih dari 25.000 tentara Amerika Serikat cedera dalam pertempuran sejak serbuan tersebut. Mantan menteri luar negeri dan jenderal terkemuka Amerika Serikat, Colin Powell, Rabu, menyatakan jumlah tentara negara adidaya itu di Irak tak dapat dipertahankan sampai lewat pertengahan 2008. Powell, purnawirawan yang diangkat Presiden George W Bush menjadi diplomat tertinggi Amerika Serikat dari 2001 sampai 2005 dan panglima tentara dari kepala staf gabungan 1989-1993, juga menyatakan itu beban berat bagi prajurit dan keluarga "kita". Dalam wawancara dengan Radio Rakyat Nasional mengenai kehadiran tentara Amerika Serikat di Irak, Powell menyatakan Amerika Serikat mengurangi kehadiran tentaranya di Irak jika jumlahnya tidak ditambah, meskipun tanggungjawab dituntut dari mereka tambah besar. Ia mengatakan hal itu setelah partai Republikan di Senat mengganjal pemungutan suara yang menyeru penarikan tentara Amerika Serikat dimulai dalam 120 hari dan selesai ahir April. "Tentara kami tak dipertahankan untuk bertugas di sana dalam waktu tidak tentu dengan kekuatan 180.000 prajurit, jika tak ada perbaikan keadaan, yang dapat membangkitkan perang saudara. Kami mestinya memunyai kemajuan atas keadaan politik di Irak," katanya. Saat ditanya pendapatnya bahwa Amerika Serikat harus mulai mengurangi tentaranya di Irak pada pertengahan 2008, Powell mengatakan, "Saya rasa itu baik, sebaiknya tak dipertahankan untuk jangka waktu tak tentu pada tingkat ini." Dewan perwakilan rakyat Amerika Serikat pekan lalu mensahkan rancangan undang-undang mengharuskan penarikan sebagian besar pasukan tempur negara itu dari Irak, yang dimulai dalam waktu 120 hari ke depan dan selesai selambat-lambatnya 1 April tahun mendatang. Parlemen itu mensahkan tindakan tersebut dengan 223 suara berbanding 201 dalam pembangkangan terhadap Presiden George W Bush, yang sudah memveto jadwal sebelumnya mengenai penarikan tentara, yang dirancang partai Demokrat, dan berjanji akan melakukannya lagi. (*)
Copyright © ANTARA 2007