"Wacana yang muncul saat ini pembentukan dua poros, yakni poros dukungan untuk capres Jokowi dan poros dukungan untuk capres Prabowo," kata Muhaimin usai bertemu dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.
Menurut Muhaimin, pembentukan poros koalisi partai politik sangat tergantung kepada dua faktor, yakni konseptual dan "power sharing".
Konseptal adalah kesamaan visi, misi, dan program, sedangkan "power sharing" adalah kekuatan masing-masing partai politik untuk berkoalisi.
"Kalau kedua faktor tersebut tidak mencapai kesepakatan, maka poros koalisi tidak terbentuk. Bisa juga jika ada partai yang tidak sepakat, maka batal bergabung dengan poros koalisi," kata Muhaimin.
Muhaimin juga memperkirakan ada partai politik yang batal bergabung dengan poros koalisi karena tidak menyepakati dua faktor tersebut. Dalam skenario seperti ini, kata dia, maka poros ketiga mungkin terbentuk sebelum KPU membuka pendaftaran pasangan capres-cawapres pada 4-10 Agustus 2018.
Dia mengungkapkan sampai saat ini belum ada satu pun parpol yang mengajak PKB membentuk poros baru. "PartaiDemokrat secara informal mengajak untuk membentuk koalisi, tapi secara resmi belum," katanya.
Muhaimin menegaskan sampat saat ini PKB mendorong dia menjadi cawapres untuk Joko Widodo yang diusung oleh PDI Perjuangan.
"Bahkan PKB, sudah membentuk posko-posko JOIN (Jokowi-Muhaimin)," kata Muhaimin.
Baca juga: PKB resmi dukung Muhaimin cawapres dampingi Jokowi
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018