"Masyarakat masih trauma dengan peristiwa erupsi besar pada 2010, sehingga saat terjadi erupsi freatik sempat terjadi kepanikan," kata salah satu warga Pakem, Sleman Seno.
Menurut dia, saat kejadian sudah banyak masyarakat yang beraktivitas, ada yang sudah ke sawah atau ladang.
Baca juga: Letusan freatik Merapi picu hujan abu di lereng
"Semula warga mengira suara gemuruh karena ada konvoi motor gede (moge) yang hendak ke Kaliurang, tetapi setelah melihat asap letusan dari puncak Merapi mereka langsung sadar kalau suara gemuruh dari letusan Merapi," katanya.
Ia mengatakan, melihat hal tersebut warga panik dan langsung bergegas pulang dan bersiap mengungsi.
"Sudah ada beberapa truk pengangkut pengungsi yang disiapkan, ada beberapa orang yang juga menyiapkan tempat
barak pengungsian," katanya.
Baca juga: Tinggi kolom asap letusan Merapi sampai 5,5 km
Ia mengatakan, pascaletusan tersebut anak-anak siswa sekolah juga dipulangkan lebih awal dan tidak dilanjutkan kegiatan belajar mengajar.
"Hujan abu juga cukup tebal sehingga tidak sedikit warga yang masih trauma dengan erupsi besar 2010," katanya.
Baca juga: OPBD Srumbung: belum terjadi hujan abu Merapi
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018