Pelajaran dari Malaysia adalah stigmatisasi isu SARA, ternyata tidak laku lagi di Malaysia."
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pakatan Harapan merupakan gerakan perubahan bersejarah di Malaysia karena kemenangan koalisi yang dipimpin oleh Mahathir Mohammad (92) adalah sebuah perjuangan panjang.
"Perjuangan tersebut telah berlangsung selama puluhan tahun. Ibarat menenun kain, satu persatu simpul disatukan untuk membentuk barisan koalisi yang lebih kuat," ujar Ketua Partai NasDem Malaysia, Tengku Adnan, di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat.
Baca juga: Pakatan Harapan menangi Pemilu Malaysia
Sebelumnya, dia mengemukakan, Pakatan Harapan (PH) bernama Pakatan Rakyat (PR) yang beranggotakan beberapa partai, seperti DAP, PAS dan Partai Keadilan yang koalisi tersebut dipimpin oleh Anwar Ibrahim.
"Setelah mencoba dalam dua kali Pemilu, PR belum berhasil memperoleh kursi yang cukup untuk membentuk pemerintahan, meskipun sempat menang besar di beberapa negara bagian," katanya.
Dia mengatakan Pakatan Rakyat sempat diuji dengan keluarnya PAS yang berbasis agama mayoritas di Malaysia.
"PR, bahkan sempat dituduh hanya gerakan berbasis etnis dan agama minoritas. Akan tetapi, parpol-parpol yang tergabung dalam PR tidak menyerah, Mereka tetap bergerak melawan stigma SARA tersebut dengan pengorganisasian gerakan perubahan rakyat," katanya.
Gerakan perubahan rakyat tersebut, ujar dia, diberi nama Bersih.
"Gerakan ini sempat membludak di Kuala Lumpur dalam aksinya menuntut pertanggungjawaban korupsi di pemerintahan dan Pemilu yang jujur dan adil. Pada gerakan Bersih di Kuala Lumpur itulah bergabung mantan PM Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohammad sehingga mampu memperkuat Pakatan Rakyat," katanya.
Baca juga: Mahathir Mohamad resmi dilantik sebagai PM Malaysia
Kehadiran Mahathir dalam Pakatan ini, menurut dia, melahirkan sebuah koalisi yang diberi nama menjadi Pakatan Harapan dan dalam koalisi ini bergabung pula sebuah partai baru Yang bernama Partai Amanah Negara (PAN).
"PAN terbentuk dari pecahan akibat konflik internal di Partai Islam Malaysia (PAS) dan mampu memperkuat DAP dan PK yang sebelumnya sudah ada di Pakatan Rakyat," katanya.
Bergabungnya PAN dan Mahathir dalam Pakatan Harapan secara bertahap membuat stigmatisasi suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) yang sebelumnya dituduhkan kepada oposisi menjadi tidak laku.
"Rakyat lebih serius kepada sebuah pemerintahan yang bersih dari KKN. Pelajaran dari Malaysia adalah stigmatisasi isu SARA, ternyata tidak laku lagi di Malaysia. Rakyat Malaysia ingin koreksi atas jalannya pemerintahan untuk lebih bersih dan akuntabel," katanya.
Baca juga: Najib Razak terima putusan rakyat dalam Pemilu Malaysia
Dirinya menyampaikan selamat kepada Mahathir yang dilantik kembali menjadi Perdana Menteri ketujuh Malaysia, dan selamat juga buat rakyat Malaysia yang sudah lebih dewasa berdemokrasi, yang mana sudah tidak termakan hasutan SARA.
"Saatnya bersatu kembali dalam membangun Malaysia dan kawasan serantau kita lebih baik lagi," katanya.
Dia mengatakan harapannya sebagai bangsa Indonesia untuk maju bersama ke masa depan dengan meningkatkan lebih baik lagi hubungan politik bilateral dengan Malaysia.
"Yang tidak kalah penting juga adalah menjadi tugas kita bersama dalam meningkatkan hubungan people to people, business to business, NGO to NGO, party to party dan memperbaiki serta meningkatkan sistem perlindungan kepada TKI yang bekerja di Malaysia," kata Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Malaysia tersebut menambahkan.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018