"Bentuk obor Asian Games 2018 merupakan paduan dua alat bela diri tradisional Betawi dan Palembang yang akan menjadi wadah bagi api abadi Asian Games untuk berkobar," kata Ketua INASGOC Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.
Erick mengatakan perpaduan dua alat bela diri tradisional itu, golok dan skin, menjadi penggambaran ragam budaya Indonesia yang bersatu dalam tujuan.
"Kedua alat bela diri tradisional itu merupakan simbol nilai dan tingkat keberadaan seseorang dalam masyarakat sehingga selalu dijaga dan diasah ketajamannya. Alat bela diri tradisional itu juga selalu tampil bersinar mencerminkan semangat yang berkobar," ujar Erick.
Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengatakan golok bukan sekedar senjata melainkan juga sebuah karya seni.
Sementara, skin adalah alat bela diri asal Sumatera Selatan yang diperkirakan hasil penggabungan budaya Tionghoa dan budaya lokal. Skin adalah alat bela diri jarak dekat yang berfungsi untuk pertahanan diri.
Obor Asian Games 2018 memiliki spesifikasi lebar 35-90 milimeter, berat kosong 1.600 gram dan 1.725 gram jika diisi bahan bakar, serta tinggi 600 milimeter.
Obor berwarna dominan perak itu menggunakan bahan bakar propane gas agar menjaga api tetap menyala.
INASGOC menempatkan logo Asian Games sebagai pemersatu dua bentuk alat bela diri tradisional itu selain sebagai unsur elemen grafis dari obor.
Lagu kedua Asian Games
Selain pengenalan bentuk obor, INASGOC juga memperkenalkan lagu kedua resmi Asian Games berjudul Janger Persahabatan yang merupakan lagu kolaborasi sejumlah seniman, termasuk Guruh Sukarnoputra sebagai penulis lirik lagu.
Guruh berharap lagu Janger Persahabatan juga dapat dinikmati masyarakat bahkan setelah Asian Games selesai digelar di Indonesia.
"Lagu itu menceritakan persahabatan. Lagu itu juga menggabungkan alat-alat musik tradisional. Kami ingin semua orang turut menyanyikan lagu ini," kata Guruh tentang lagu yang akan dipublikasi dalam bentuk digital pada Jumat (11/5).
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018