Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pelatih Cina, Zhu Guanghu, telah meminta maaf tetapi menolak mengundurkan diri setelah tim asuhannya secara mengejutkan tersingkir di babak pertama Piala Asia.
Zhu bertanggung jawab penuh atas penampilan terburuk raksasa regional itu di turnamen tersebut selama 27 tahun, tetapi mengatakan nasibnya berada di tangan para bos sepak bola Cina.
"Saya tidak akan meninggalkan sepak bola," kata Zhu, seperti dikutip AFP.
"Kami akan melihat saat hasilnya diumumkan ketika sudah kembali ke tanah air. Para pemain kami perlu kematangan dan mereka dan staf kami akan belajar dari pelajaran ini," katanya.
Di Cina, media lokal menyerukan perombakan total sistem sepak bola negara tersebut, dimulai dengan pemecatan Zhu.
Tim asuhannya Zhu hari Rabu ditaklukkan Uzbekistan 0-3, sehingga Cina gagal maju ke perempatfinal untuk pertama kalinya sejak 1990.
Hasil tersebut merupakan suatu titik balik bagi suatu tim yang sebelumnya membantai Malaysia 5-1 di pertandingan pembukaan mereka dan ungguil terlebih dahulu 2-0 atas juara Asia tiga kali, Iran sebelaum disamakan 2-2.
Tetapi finalis 2004 tersebut mengalami pukulan akibat diskorsnya kapten Zheng Zhi, bek tengah Li Weifeng, dan cederanya penjaga gawang Li Leilei, yang merupakan tulang punggung tim mereka.
Dengan pemain Manchester United, Dong Fangzhou, tampil tidak mengesankan di start pertamanya dan pemai pengganti Wang Dong menempati posisi yang bukan posisi sebenarnya di sayap kiri, Cina tampil kurang tajam di babak pertama dan penampilannya semakin buruk di babak kedua.
"Saya bertanggung jawab atas hasil itu dan saya meminta maaf kepada para pendukung. Saya harap para pemain belajar dari hasil ini. Ini merupakan pelajaran baik bagi masa depan," Zhu.
Gawang Cina dibobol oleh Maksim Shatskikh, Timur Kapadze, dan Alexander Geynrikh, setelah mereka memafaatkan bola pantulan dari tendangan bebas di babak kedua.
"Sungguh memalukan semua gol itu terjadi akibat tendangan bebas," kata pemain gelandang Bundesliga, Shao Jiayi.
"Inilah daerah yang benar-benar kita harus perbaiki karena lima dari enam gol yang kita derita di Piala Asia akibat dari situasi ini," katanya.
Zhu menjadi pelatih Cina awal 2005 setelah Cina gagal lolos ke putaran final Piala Dunia di Jerman.
Tetapi, kembalinya ke pelatih lokal secara luas dipandang sebagai kegagalan Cina, yang peringkat dunianya melorot ke urutan ke-76 dan kalah dari Amerika Serikat, Australia, dan bahkan Thailand menjelang turnamen tersebut.
Kini Cina perlu meningkatkan pilihan mereka, saat mereka mengalihkan perhatian mereka ke Piala Dunia 2010.
"Sudah tentu kami sangat kecewa, tetapi inilah sepak bola," kata Shao, seperti tertayang di laman Piala Asia (Asian Cup). (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007