Bogor, Jabar (ANTARA News) - Wakil Kepala Polri Komjen (Pol) Syafruddin mengatakan kondisi rutan negara di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok sudah melebihi kapasitas atau "overload".

"Ini sudah dikoordinasikan dengan seksama mulai dari beberapa bulan lalu, karena ini memang kondisinya sudah sangat 'overload' seperti rutan-rutan yang lain," kata Komjen Syafruddin usai jumpa pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor pada Kamis.

Menurut Syafruddin, rutan yang berada di Mako Brimob merupakan Rutan Negara Cabang Salemba.

Pengamanan di rutan itu dilakukan oleh anggota Brimob sebagai bantuan kepada Kementerian Hukum dan HAM

Wakapolri menjelaskan evaluasi akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham bersama Kesatuan Brimob.

"Itu ditetapkan pada tahun 2006 Rutan Brimob menjadi rutan umum. Jadi tentu penyelesaiannya adalah kita akan selesaikan komprehensif antara Kemenkumham atau Ditjen PAS dan kita sendiri," ujar Jenderal bintang tiga itu.

Selain itu, Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menjelaskan para narapidana kasus terorisme dipindahkan oleh Kemenkumham dari Rutan Mako Brimob ke Lapas Nusakambangan.

Pemindahan narapidana itu dilakukan karena sejumlah ruangan di Rutan Mako Brimob rusak akibat insiden keributan.

"Sekarang sudah dipindahkan dan 145 (narapidana) sudah dalam perjalanan menuju Nusakambangan dan langsung mereka akan mendiami rutan yang baru disana," kata Wiranto.

Sebelumnya pada Selasa (8/5), terjadi keributan di Rutan Mako Brimob yang diduga disebabkan oleh adanya narapidana yang mempermasalahkan pemeriksaan makanan dari luar untuk setiap tahanan.

Baca juga: Menko Polhukam minta masyarakat bersama jaga kestabilan

Baca juga: Negara naikkan pangkat prajurit Polri yang gugur

Baca juga: Presiden tegaskan negara tidak gentar hadapi terorisme

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018