"Itu belum diketahui (asal senjata tajam)," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Jakarta Rabu (9/5) malam.
Setyo mengatakan penyidik akan mengkonfirmasi kepada tim negosiasi mengenai asal senjata tajam yang dimiliki narapidana teroris itu.
Berdasarkan informasi, Setyo menduga narapidana teroris telah menyiapkan senjata tajam sebelum terjadi bentrokan dengan anggota kepolisian.
Hasil otopsi dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramatjati Jakarta Timur menunjukkan kelima anggota kepolisian yang meninggal dunia menderita luka akibat senjata tajam pada sekujur tubuh.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi M Iqbal menyebutkan beberapa korban terdapat luka tembak namun kebanyakan mengalami luka pada paha, lengan, jari dan leher akibat senjata tajam.
Sebelumnya, kelima anggota Polri itu gugur dalam tugas negara usai terlibat bentrokan antara petugas dengan narapidana teroris di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok Jawa Barat pada Selasa (8/5) malam.
Kelima anggota yang gugur itu yakni Aipda Denny Setiadi, Iptu Yudi Rospuji Siswanto, Brigadir Polisi Fandy Setyo Nugroho, Brigadir Satu Polisi Syukron Fadhli dan Brigadir Satu Polisi Wahyu Catur Pamungkas.
Baca juga: Jenazah korban kerusuhan Mako Brimob belum tiba, warga doa bersama di rumah duka
Baca juga: Sistem keamanan rutan Mako Brimob disarankan ditata ulang
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018