Pekanbaru (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengakui saat ini masih banyak warga miskin di Indonesia yang masih perlu upaya untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan.

"Pemerintah terus berupaya menyejahterakan umat, masih banyak warga yang miskin," kata Presiden Joko Widodo dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-92 Nahdlatul Ulama di Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru, Rabu.

Jokowi menyebutkan pemerintah akan terus berupaya mengembangkan ekonomi umat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara yang dihadiri ratusan warga NU itu antara lain Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko dan Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.

Hadir juga dalam acara yang dihadiri para kiai dari Pulau Sumatera itu Ketua PBNU Said Agil Siradj.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan warga NU untuk menjaga persatuan dan kerukunan antarwarga.

"Saya titip tahun 2018 ini ada 171 pilkada. tahun depan ada pilpres, saya ingatkan jaga persatuan, kerukunan antara warga, jangan sampai kita terpecah gara gara pesta demokrasi lima tahun, terlalu besar ongkos kalau kita lakukan," katanya.

Jokowi juga berpesan kontestasi pilkada tidak membuat warga terpecah belah dan saling menjelekkan. "Jangan terpecah karena ada pilkada, pemilihan bupati atau wali kota, karena kabar bohong, disaring dulu benar gak, tanyakan kepada yang bisa menyaring informasi itu," katanya.

Kepala Negara menyebutkan saat ini banyak sekali pihak yang menjelekkan, fitnah, apalagi di medsos. "Kita lupa bahwa kita sebangsa dan se-Tanah Air, kita lupa ukhuwah watoniah," katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan selama 92 tahun, NU telah menjadi penjaga islam jalan tengah, islam nusantara yang adil dan sejahtera yang mengutamakan kerukunan dan persatuan, islam yang rahmatan lil alamin.

"Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada NU yang ikut menegakkan NKRI, UUD 1945. Sebagai penghargaan, pada 2015 telah diterbitkan Kepres tentang Hari Santri," kata Presiden Jokowi.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018