Presiden saat meluncurkan program peremajaan sawit rakyat di Rohil, Rabu mengatakan bahwa proses peremajaan sawit rakyat sudah dimulai di Provinsi Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Riau.
"Khusus di Riau tahun ini diberi jatah untuk peremajaan sawit rakyat seluas 25.000 hektare," ujar Jokowi.
Presiden melihat sendiri kelapa sawit yang ada di Kabupaten Rohil sudah lebih dari 30 tahun. Bahkan ia menyebutkan sudah terlambat untuk dilakukan peremajaan.
"Kita harapkan dengan tanaman yang baru ini, tiga tahun sudah berbuah dan menghasilkan," harapnya.
Jokowi mengatakan bahwa pemerintah saat ini sedang fokus pada kelapa sawit. Kemudian dilanjutkan komoditi kopi, kelapa dan karet yang sudah disiapkan prosesnya dari kementerian terkait.
"Jadi saya harapkan program ini harus betul-betul, baik itu setelah dimulai hingga diselesaikan. Jangan lupa Pak Menteri, Pak Gubernur dan Pak Bupati saya cek nanti," tutur Jokowi.
Selain peresmian program peremajaan sawit rakyat, Presiden juga menyerahkan sertifikat tanah kepada 100 warga Rohil.
"Sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun tidak dipegang sertifikatnya. Kita harapkan sertifikat ini bisa secepatnya diselesaikan," tuturnya.
Tahun 2017, terang Jokowi, Pemerintah menargetkan lima juta sertifikat harus keluar. Sementara 2018 ditargetkan tujuh juta sertifikat diseluruh tanah air harus keluar.
"Ini kesempatan dan tolong diurus betul-betul sertifikat itu. Kalau sudah memiliki sertifikat tidak ada lagi sengketa dengan tetangganya maupun sengketa dengan pihak swasta. Untuk Rohil tahun ini mendapat jatah 15 ribu bantuan sertifikat," ujar Jokowi.
Pewarta: Asripilyadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018