Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono minta semua pihak terkait untuk bersiap menghadapi kompetisi yang keras dan terkadang tidak adil dalam perdagangan internasional. "Kita harus siap menghadapi kompetisi yang keras, kejam dan kadang-kadang tidak adil," katanya di Istana Negara, Kamis, saat menerima para peserta rapat kerja Departemen Perdagangnya. Menurut Presiden, dalam persaingan global semua pihak yang terlibat boleh jadi tidak mau berbagi keuntungan. Oleh karena itu, lanjutnya, bangsa Indonesia harus berusaha sekuat tenaga untuk mendorong perdagangan luar negeri. Untuk dapat melalui kompetisi keras di dunia internasional maka, menurut Kepala Negara, Indonesia harus terlebih dahulu mendapat kepercayaan dalam perdagangan internasional. Presiden Yudhoyono juga meminta agar perwakilan RI di luar negeri --para duta besar-- untuk turut terlibat dalam upaya itu dengan memahami pasar setempat misalnya mengenai kebijakan perdagangan dan lain-lain. Presiden berharap cukup banyak barang dan jasa produksi Indonesia yang dapat dipasarkan di luar negeri karena kemajuan perdagangan luar negeri akan mendorong perekonomian nasional. Mengenai perdagangan dalam negeri, Presiden meminta semua pihak yang terkait untuk memastikan agar tersedia cukup barang dan jasa yang harganya dapat dijangkau oleh 220 juta penduduk Indonesia. Kepala negara mengingatkan agar upaya untuk meningkatkan perdagangan dalam negeri dimulai dari dasar, terutama adalah mencari cara agar pasar dalam negeri efisien. Agar pasar dalam negeri efisien, salah satunya dengan cara meningkatkan infrastruktur karena infrastruktur yang baik akan menekan harga jual. Menurut Kepala Negara, pemerintah melakukan intervensi pada pasar untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat. "Itu karena sirkulasi harga penting," kata Presiden seraya menambahkan bahwa dia secara khusus selalu mengecek kondisi harga sembako di pasar. Pada kesempatan itu Kepala Negara juga meminta semua pihak untuk terlebih dahulu memahami kebijakan, strategi dan langkah-langkah pembangunan ekonomi pascakrisis. Disebutkan juga bahwa pertumbuhan ekonomi nasional dalam tiga tahun terakhir telah mencapai sekitar lima persen, dan pada triwulan pertama 2007 mencapai sekitar enam persen pasca krisis ekonomi 10 tahun lalu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007