Kuala Lumpur (ANTARA News) - Siti Zubaedah alias Nurul, 38 tahun, WNI asal Bangkalan, Madura, Jatim, yang sudah lama menetap di Malaysia dan menjadi salah satu pelaku penting perdagangan pelajar dan mahasiswa Indonesia di Malaysia kini sudah tertangkap. "Kami menjebak Zubaidah alias Nurul di sebuah restoran India, kawasan Ampang, Selasa sore (17) sekitar 16.30 waktu setempat. Ia bersama dengan dua teman laki, salah satunya mantan orang imigrasi Malaysia dan satunya lagi mantan seorang sekuriti," kata Elisa, seorang polisi yang menjadi staf KBRI Malaysia, di Kuala Lumpur, Kamis. Elisa menjebak Nurul dengan berpura-pura sebagai teman salah satu korban yakni SK. Dengan menggunakan handphone SK, Elisa meminta bantuan agar SK bisa pulang melalui Nurul yang kawan dekat Widi Widiyanto, pelaku utama perdagangan pelajar yang masih buron. Nurul minta duit sebesar 3.750 ringgit kepada SK agar dia bisa kembali ke Jakarta dengan selamat. SK menyanggupi tapi mengatakan takut bawa duit sebanyak itu. Nurul bersedia SK didampingi kawannya ketika akan bertemu. "Saya lah yang akhirnya mendampingi SK di sebuah restoran India, kawasan Ampang, Kuala Lumpur," kata Elisa. "Semula kami janji ketemu di dalam restoran, ternyata Nurul kemudian membatalkan dan minta ketemu di depan dan pinggir jalan restoran tersebut. Begitu Nurul datang dengan mobil Proton Wira hitam dengan tiga penumpang lainnya di mobil berhenti, maka polisi Malaysia langsung memblok jalan dan menangkap keempat orang yang berada di mobil itu," tutur Elisa. Selain Nurul ternyata ada dua laki-laki yakni Yusuf, mantan pegawai imigrasi Malaysia, dan Yunus, mantan pegawai sekuriti, ditambah satu orang pelajar yang menjadi korban sindikat perdagangan pelajar Indonesia, ungkap Elisa. Semuanya ditahan aparat kepolisian Malaysia untuk dimintai keterangan. Nurul adalah salah seorang pelaku penting perdagangan pelajar dan mahasiswa Indonesia ke Malaysia. Ia adalah kaki tangan Widi Widiyantono (WNI) di Malaysia. Nurul, menurut Elisa, memang termasuk buronan dari kepolisian Malaysia. Korban dari perdagangan pelajar dan mahasiswa Widi dengan Nurul belum lama ini ialah 42 pelajar dan mahasiswa/i dari The Bandung Hotel School, Universitas Wisakti Jakarta, SMK Sukabumi, SMK Pandeglang, dan NHI. Sebulan yang lalu, beberapa pelajar SMK Baranangsiang juga menjadi korban mereka. Dari 42 pelajar tersebut, 18 diantaranya sempat mendekam di penjara imigrasi Sepang karena ketika mereka sedang bekerja nasi briyani King, Klang, Robert Harris Caffe, Endless Coffee di One Utama Shopping digrebek oleh aparat kepolisian dan imigrasi Malaysia. Nurul alias Siti Zubaedah, Yusuf dan Yunus kini sudah ditahan aparat kepolisian Malaysia. "Namun kami ingin agar Nurul diadili di Indonesia karena dia adalah warga Indonesia ditambah Indonesia sudah punya UU Anti Perdagangan Manusia dimana dasar dan sanksinya lebih jelas, sedangkan Yusuf dan Yunus karena orang Malaysia biar diproses di Malaysia," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007