Paris (ANTARA News) – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berbicara melalui telepon pada Selasa (08/05) dengan Donald Trump, hanya beberapa jam sebelum presiden Amerika Serikat itu mengumumkan dia keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran, kata kantornya.
Dalam sebuah pernyataan singkat, Istana Elysee hanya mengatakan bahwa kedua pemimpin “mendiskusikan beberapa hal sehubungan dengan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah,” tanpa menyebutkan Iran secara spesifik.
Macron menempatkan dirinya sebagai utusan untuk pejabat Eropa yang menginginkan kompromi yang akan mempertahankan perjanjian tersebut, setelah selama berbulan-bulan Trump memperingatkan mereka gagal menjamin bahwa Teheran tidak akan membuat senjata nuklir pada akhirnya.
Dia sebelumnya berharap bisa menyampaikan argumennya dengan kuat dalam kunjungan kenegaraan ke Washington bulan lalu, tetapi kemudian menunjukkan bahwa dia yakin Trump sudah membuat keputusan untuk membatalkan perjanjian era Obama itu, AFP.
Baca juga: Misteri pohon yang ditanam Macron dan Trump di Gedung Putih
Diskusi mereka pada Selasa dilakukan saat Inggris, Jerman, Prancis dan seorang pejabat senior UE bertemu Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di Brussel dan “menggunakan kesempatan ini guna menegaskan kembali dukungan mereka untuk kelanjutan implementasi efektif (perjanjian tersebut) oleh semua pihak,” kata UE dalam sebuah pernyataan.(mu)
Baca juga: Prancis, Jerman, Inggris kompak peringatkan AS soal kesepakatan nuklir Iran
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018