Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia (Dirjen Pendis) Prof Dr Phil Kamaruddin Amin menyatakan bahwa seluruh Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) sudah berubah menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pada 2019.
"Kita menargetkan pada tahun 2019 nanti, semua STAIN sudah menjadi IAIN. Jadi tidak ada lagi STAIN, kecuali perguruan tinggi agama Islam yang baru dibangun," katanya saat kuliah umum di kampus STAIN Tengku Dirundeng Meulaboh, Aceh Barat, Selasa.
Ia menyampaikan, selama tiga tahun terakhir pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia telah melakukan perubahan status 30 STAIN menjadi IAIN, kemudian 14 IAIN menjadi UIN di seluruh wilayah Indonesia.
Kamaruddin Amin menjelaskan, indeks perkembangan pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara Asia Tenggara. Seperti Singapura, Malaysia dan Thailand, Indonesia hanya sedikit lebih baik dibanding Myanmar, Laos dan Papua Nugini.
Kementrian Agama dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) berupaya meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia (SDM), sebab angka persentase nasional masih banyak anak Indonesia belum mendapat akses pendidikan ke luar negeri.
"Jika dilihat dari angka persentase nasional, saat ini masih ada anak Indonesia yang belum mendapatkan akses untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Hanya 31 persen yang sudah mendapatkan akses," jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan, hal tersebut berimbas pada sektor industri maupun lapangan pekerjaan, dari angka statistik SDM di perusahaan dan semua sektor industri masih didominasi pekerja yang berpendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah.
Sedangkan lulusan perguruan tinggi kata Kamaruddin, hanya sekitar 10 persen, kondisi demikian berpengaruh terhadap tingkat kualitas SDM Indonesia jika bersaing dengan negara-negara Asia maupun dunia.
"Kita mencoba melakukan berbagai terobosan untuk memberi akses selua-luasnya kepada masyarakat. Diantara yang telah dilakukan, yaitu membuka prodi sebanyak-banyaknya, agar seluruh masyarakat dapat mengakses dengan mudah,"sebutnya.
Kamaruddin berpesan kepada akademik STAIN Tengku Dirundeng Meulaboh agar mampu menjamin mutu dan kualitas pendidikan, meski berada di daerah, namun harus mamiliki kualitas dan mutu berstandar internasional.
Ketua STAIN Meulaboh, Dr Syamsuar, M.Ag menambahkan, saat ini pihak kampus sedang bersiap untuk beralih status dari STAIN menjadi IAIN, pada tahun ini juga akan ada pembangunan tiga unit gedung baru di Alu Penyareng, Kecamatan Meureubo.
"Alhamdulillah pada tahun ini kita telah diberi anggaran sebesar Rp36 miliar untuk pembangunan tiga gedung baru. Kita harapkan perubahan status ini segera terwujud dengan peran aktif semua pihak dalam memajukan sektor pendidikan," imbuhnya.
Kuliah umum di kampus STAIN Meulaboh bertema "Aceh Role Model Islam Moderat dan Toleran Dunia", turut dihadiri Bupati Aceh Barat yang diwakili Asisten II, Marhaban,SE, Kepala Kemenag Barat Selatan Aceh, guru madrasah, dosen dan mahasiswa.
Baca juga: Rektor IAIN Samarinda sependapat hadirnya dosen asing
Pewarta: Anwar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018