Ambon (ANTARA News) - Pemerintah Propinsi Maluku melalui instruksi Gubernur memutuskan untuk melanjutkan upaya pencarian terhadap para korban kecelakaan Kapal Motor (KM) Wahai Star, kapal penumpang yang tenggelam di perairan Pulau Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku 10 Juli lalu. Bahkan pada Kamis sore, mereka mengerahkan kapal LCT Anugrah Perdana 01 untuk mencari 31 penumpang beserta Anak Buah Kapal (ABK) Wahai Star yang hingga kini belum ditemukan, wartawan ANTARA melaporkan. Kapal milik PT Pelayaran Musamus itu akan membantu mencari para korban dengan menyisir perairan Pulau Manipa, Pulau Kelang, Pulau Buano dan Pulau Buru. Kapal penolong itu dimungkinkan juga akan menyisir perairan Sanana dan Obi, provinsi Maluku Utara, apabila pencarian di empat pulau dimaksud tidak membuahkan hasil. Pencarian korban hingga Maluku Utara itu akan dilakukan dengan pertimbangan karena kemungkinan ombak telah membawa para korban ke perairan daerah itu. Pemilik KM Wahai Star, Hengky Tanzania, yang juga menumpang kapal naas tersebut, ditemukan dalam kondisi patah tulang belakang oleh nelayan di perairan Sanana, Maluku Utara, Sabtu lalu (14/7). Data penumpang dan ABK KM.Wahai Star menurut Tim SAR tercatat 91 orang dan 60 orang penumpang telah ditemukan termasuk 20 korban meninggal dunia. Sementara laporan Bupati Buru, Husni Hentihu kepada Gubernur Ralahalu menyebutkan bahwa penumpang dan ABK kapal Wahai Star hanya 90 orang dan 16 dinyatakan meninggal dari 59 orang telah ditemukan. Protes Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang dan Linmas) Pemprov Maluku yang kini menjadi Posko pencarian korban KM Wahai Star menghadapi protes soal jenazah Debi Saleky (45) yang telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum(TPU) Benteng, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, beberapa hari lalu. Protes itu disampaikan anak dari penumpang bernama Ny. Ina Solisa(59) yang meyakini bahwa jenazah penumpang KM.Wahai Star yang telah dimakamkan atas nama Debi Saleky itu adalah ibunya. Anak perempuan itu mengaku yakin bahwa baju batik dan kain gendong yang dikenakan ibunya saat berangkat dari Leksula, ibukota Kecamatan Buru Selatan itu sama dengan yang dikenakan jenazah atas nama Debi Saleky. Pihak Kesbang dan Linmas Pemprov Maluku telah memanggil Sekretaris Camat Buru Selatan ke Ambon guna mengatasi masalah ini. Sekretaris Camat Buru Selatan yang mengidentifikasi jenazah di RSU Namlea atas nama Debi Saleky sehingga dievakuasi ke Ambon dan telah dikebumikan di TPU Benteng. Sementara Ny. Ina Solisa dalam daftar masih dalam status belum ditemukan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007