New York,  (ANTARA News ) - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud Al-Faisal pada hari Rabu mengesampingkan penggunaan minyak sebagai senjata negara-negara Arab untuk menghentikan serangan Israel ke Jalur Gaza.

"Minyak bukanlah senjata. Anda tidak bisa menghentikan pertikaian dengan memakai minyak," kata menteri luar negeri Arab Saudi kepada para wartawan di sela debat Dewan Keamanan PBB mengenai serangan Israel.

Al-Faisal mengisyaratkan dukungan bagi resolusi yang diusulkan Libya yaitu gencatan senjata segera di Gaza. DK PBB akan mengadakan pemungutan suara atas resolusi itu pada Rabu atau Kamis.

"Adalah tanggung jawab DK PBB untuk membantu menyudahi pertikaian secepat mungkin begitu timbul. Tidak terkecuali konflik di Gaza," katanya.

"Jika DK PBB tidak bertindak...tentunya hal itu akan menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas mereka."

Namun, Prancis, AS dan Inggris berusaha agar DK PBB menyetujui suatu pernyataan yang bersifat tidak mengikat berupa dukungan bagi rencana gencatan senjata yang diusulkan Presiden Mesir Hosni Mubarak.

Usul Mubarak itu antara lain "Gencatan senjata untuk waktu tertentu" guna memberi kesempatan bantuan kemanusiaan masuk, mengundang Israel dan Palestina ke Mesir untuk membicarakan pengamanan perbatasan Gaza, pembukaan kembali perlintasan serta pengakhiran blokade Israel, dan mengulangi seruan untuk pembicaraan rekonsiliasi Palestina dengan Mesir sebagai penengah.

"Prakarsa dari Presiden Mubarak tidak berlawanan atau bertentangan dengan usulan Libya kepada DK PBB. Justru melengkapi," kata Pangeran Saud. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009