Samsung memasang chip dari Qualcomm, Snapdragon 450 di Galaxy A6+, sementara pada A6, terpasang chip buatan sendiri, Exynos 7870.
Mereka punya alasan kuat mengapa membedakan chip di seri ini, menurut Head of Product Marketing IM Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant, berkaitan dengan kemampuan masing-masing ponsel.
Denny menjelaskan alur mereka merancang sebuah ponsel, dimulai dari tim riset dan pengembangan serta tim perancang menilai kebutuhan konsumen dan konsumen mana yang mereka sasar untuk sebuah ponsel.
"Baru merancang arsitektur ponsel, sampai memilih chip," kata Denny saat bincang-bincang media usai peluncuran ponsel di Bali, Selasa.
A6+ mendapatkan Snapdragon 450 melihat kebutuhan ponsel tersebut untuk menyokong kamera ganda di belakang serta pengalaman layar besar 6 inci yang memakai panel Super AMOLED.
Sementara itu Galaxy A6 perlu ditenagai dengan Exynos 7870 untuk mendukung kamera tunggal di depan maupun belakang.
Selain perbedaan chipset, Samsung juga mengemas A6 dan A6+ dengan baterai yang berbeda, masing-masing sebesar 3.000mAh dan 3.500mAh.
Baca juga: Samsung Galaxy A6 dan A6+ unggulkan resolusi kamera
Baca juga: Resmi hadir di Indonesia, ini harga Samsung Galaxy A6 dan A6+
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018