Beijing (ANTARA News) - Perekonomian China meningkat tajam dengan mencatat pertumbuhan kuartal kedua melonjak 11,9 persen, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi semester pertama menjadi 11,5 persen, demikian Biro Statistik Nasional (NBS) China, Kamis. Meski pemerintah China telah melakukan serangkaian kebijakan dalam enam bulan pertama tahun ini untuk mendinginkan perekonomiannya yang juga naik pesat 11,1 persen pada kuartal pertama, lapporan data NBS itu menunjukkan kenaikan tajam pada semua indikator ekonomi. Tingkat Inflasi China naik 3,2 persen dalam enam bulan pertama ini dan melonjak untuk bulan Juni menjadi 4,4 persen, di atas target inflasi tahunan 3,0 persen. Pabrik-pabrik China juga tetap meningkatkan produksinya, yang tercermin data produksi industri naik 18,5 persen di semester pertama 2007 ini. Investasi aset tetap, yang merupakan faktor utama dalam belanja pemerintah untuk infrastruktur, naik 25,9 persen di setengah tahun ini. Data itu lebih tinggi dari yang diperkirakan, yang mana para ahli ekonomi memprediksi untuk semester pertama dan kuartal kedua pertumbuhan pada kisaran 11 persen. Juru bicara NBS, Li Xiaochao, mengatakan kepada pers bahwa pemerintah akan melanjutkan untuk mengendalikan perekonomiannya. "Kami akan melanjutkan mengetatkan dan memperbaiki tindakan kontrol makro," kata Li. Ia menimpali, "Kami akan melanjutkan meningkatkan penyesuaian struktur industri untuk mengubah pola pertumbuhan sehingga perekonomian tumbuh secara cepat dan sehat." Ia mengidentifikasi serangkaian problem yang ada di perekonomiannya. "Ada ketidakseimbangan di perdagangan internasional, inflasi di bahan makanan dan tekanan konservasi energi dan reduksi polusi," katanya. China mengumumkan pekan lalu surplus perdagangan untuk semester pertama naik tajam mencapai 112,5 miliar dolar AS, demikian laporan Xinhua. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007