"Rakernas I tahun 2018 adalah melakukan konsolidasi, koordinasi dan rekonsiliasi. Mengapa rekonsiliasi, karena sejak kami diterpa krisis, itu merupakan ajang bagi kami untuk "naik kelas" sehingga lebih kompak," kata Arief di Pekanbaru, Riau, Selasa.
Dia mengakui bahwa internal Hanura perlu melakukan rekonsiliasi agar kerja-kerja politik partai bisa terkoordinasi dengan baik sehingga momentum politik di tahun 2018 dan 2019 dapat memenuhi target partai.
Arief mengatakan perpecahan yang melanda internal Hanura menjadi momentum berharga karena dapat diketahui siapa yang memiliki loyalitas dan dedikasi tinggi bagi partai.
"Karena itu ketika kami lakukan perombakan susunan kepengurusan DPP Partai Hanura, nama-nama tersebut loyalitasnya teruji dan tidak berpikir panjang ketika dihadapi pilihan mau kemana saat krisis," ujarnya.
Dia menekankan pentingnya konsolidasi internal karena tidak mungkin setelah mengalami perpecahan tidak melakukan pembenahan diri.
Menurut dia, saat ini internal Hanura tidak terpengaruh dengan hasil survei yang dilakukan berbagai lembaga karena kemenangan pemilu tidak semata-mata ditentukan hasil survei namun kerja politik kader serta simpatisan partai di semua lapisan masyarakat.
"Konsolidasi internal sangat penting karena kami pernah hampir pecah dan di saat sepakat untuk bersatu maka konsolidasi menjadi solusi untuk tentukan arah tujuan partai kedepan," katanya.
Arief yang juga anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan Rakernas Hanura melibatkan lebih dari 3.500 kader dari seluruh Indonesia sehingga acara tersebut diperkirakan akan dihadiri sekitar 20.000 kader dan masa simpatisan partai.
Selain itu dia mengatakan pembukaan Rakernas I Partai Hanura pada Selasa (8/5) sore akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan beberapa menteri Kabinet Kerja direncanakan hadir seperti Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly serta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018