Palu (ANTARA News) - Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) Jusman mengatakan, wisatawan mancanegara (wisman) yang mengunjungi Telaga Tambing di Kabupaten Poso hanya untuk mengamati burung endemik.
Lokasi pengamatan burung, kata dia, tidak hanya di sekitar ekowisata itu, tetapi juga di beberapa kawasan hutan di Desa Kadua`a, Kecamatan Lore Utara.
Tetapi, titik pengamatan paling banyak dan menarik berada di sekitar Telaga Tambing.
Ke depan, kata Jusman, pihaknya akan membangun akses jalan untuk lokasi-lokasi pengamatan burung guna memudahkan wisatawan melakukan kegiatan tersebut.
"Kita akan buka beberapa akses jalan masuk ke lokasi pengamatan burung di sekitar obyek wisata itu," katanya.
Di kawasan TNLL saat ini berdasarkan data terdapat sekitar 265 jenis burung dan 30 persen diantaranya endemik yang hanya ada di kawasan itu.
Burung-burung endemik menjadi daya tarik bagi para wisatawan mancanegara.
Bahkan, sebagian besar mereka yang selama ini datang adalah peneliti burung.
Berikut berbagai jenis burung yang ada di TNLL antara lain kadalan Sulawesi/Phaenicophaeus calyorhynchus, Srigunting Jambul Rambut / Dicrurus hottentottus, Malia Sulawesi (Malia grata), ceret coklat (Bradypterus castaneus), pelanduk Sulawesi (Trichastoma celebense dan babbler,wiwik uncuing (Cacomantis sepulcralis), jalak alis-api (Ennodes erythrophris), cirik-cirik Sulawesi (Meropogon forsteni).
Selanjutnya, taktarau Iblis (Eurostopodus argus/Satanic nightjar), sikatan matari (Culicicapa helianthea / Citrine canary),sikatan dahi biru (Cyornis hoevelli / Blue fronted flycatcher), sikatan bakau Sulawesi( Cyornis omissus / Sulawesi blue flycatcher) serta, kipasan Sulawesi (Mhipidura teysmanni / Rusty bellied fantail).
Telaga Tambing terletak di wilayah adminiustrasi Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso pada ketinggian sekitar 1.700 meter dari permukaan laut.
Obyek wisata itu sangat mudah dijangkau karena dekat dengan badan jalan provinsi Palu-Napu.
Untuk masuk ke lokasi itu, pengunjung umum harus membeli karcis dengan harga Rp5.000/orang.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018