Jakarta (ANTARA News) - Salah satu masalah pelaksanaan prosedur transplantasi hati di Indonesia adalah sulitnya menemukan pendonor, menurut spesialis bedah dari RS dr Cipto Mangunkusumo, Dr dr Toar JM Lalisang SpB (K) BD.

"Hampir semua gagal hati jawabannya adalah transplantasi hati. Permasalahannya adalah donor. Di Amerika Serikat saja, banyak kematian (akibat gagal hati) karena tidak ada donor. Di sana, sepertiga pasien menunggu donor," tutur dia di Jakarta, Senin.

Apa pendonor hati harus keluarga pasien?
Dia mengatakan, mereka yang mendonorkan hatinya harus memiliki hubungan darah dengan pasien untuk menghindari praktik jual-beli organ. Mereka juga harus memiliki kondisi tubuh dan hati yang sehat. "Harus sehat, diukur volumen hatinya lalu dikalkulasi hatinya cukup atau tidak untuk didonorkan," kata dia.

Berapa usia minimum pendonor?
Mereka yang berusia 18 hingga 60 tahun yang bisa menjadi pendonor.

Benarkah pendonor hati harus menyerahkan seluruh hatinya untuk penerima?
Spesialis bedah dari RS dr Cipto Mangunkusumo, Dr dr Andri Sanityoso SpPD-KGEH, mengungkapkan, ada dua tipe donor hati yakni dari donor kadaver (yang sudah meninggal) dan donor hidup.

Pada donor meninggal, seluruh hatinya akan diambil (50 persen) kemudian ditransplantasi ke tubuh pasien gagal hati. Sementara bila transplantasi dilakukan dari donor hidup, hati sang donor dibagi separuhnya.

"Donor hidup membagi hati untuk dirinya supaya tetap hidup dan untuk resipien (penerima), supaya hati yang tadinya rusak diganti sebagian dari donor. Orang dewasa diambil 50 persen, dengan catatan sisa hati tidak boleh menganggu kesehatan," ujar dia.

Hati didonorkan, lalu hidup dengan separuh hati?
"Hati itu berkembang. Yang tadinya sakit, dibuang. 3 bulan sudah akan sama seperti volume sebelumnya. Kita tak akan kehilangan hati, akan tumbuh lagi. Hari pertama usai operasi tidak ada gangguan fungsi hati," papar Toar.

Apa tahapan donor hati?
Sanityoso menuturkan, calon pendonor harus menjalani skrining dulu dari sisi usia, fungsi hati, sejumlah pemeriksaan seperti CT-Scan, MRI, biopsi untuk meyakinkan hatinya sehat dan normal.

Setelah pemeriksaan, jika tim medis menentukan sang calon bisa kandidat pendonor maka akan dilakukan sejumlah pemeriksaan lainnya.

Berapa lama pemulihan usai operasi?
Lalisang menuturkan rata-rata pendonor bisa pulih setelah lima hari perawatan, walau memang penyembuhan luka membutuhkan waktu. Setelah dua minggu, pendonor sudah bisa melakukan aktifitas rutinnya, kecuali ada infeksi luka. Tetapi, menurut dia, 95 persen pendonor tidak mengalami masalah kesehatan usai operasi.

Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018