Kupang (ANTARA News) - Manajemen PT (Persero) Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Kupang menghentikan semua lintas penyeberangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat tinggi gelombang laut di wilayah perairan ini berkisar antara 4-5 meter. "Hari ini (Kamis, 19/7) semua lintas penyeberangan di NTT kami hentikan karena keadaan gelombang laut yang tidak bersahabat," kata Kepala PT (Persero) ASDP Cabang Kupang, La Unru, ketika dihubungi ANTARA News, Kamis, terkait dengan pengoperasian kapal-kapal feri di tengah buruknya cuaca saat ini. Ia menjelaskan, hari ini pihaknya tidak melayani rute penyeberangan Kupang-Larantuka, Kupang-Rote, Kupang-Aimere dan Kupang-Waingapu karena tinggi gelombang di wilayah perairan NTT diperkirakan mencapai lima meter. "Ini sebuah risiko besar sehingga kami memilih menghentikan semua lintas penyebarangan demi menjaga keselamatan para penumpang," ujarnya. Kepala Badan Meteorologi Stasiun El Tari Kupang, Albertus Kusbagio yang dihubungi secara terpisah menjelaskan, hempasan gelombang di wilayah perairan NTT yang berkisar antara 4-5 meter akibat hembusan angin kencang pada kisaran antara 20-40 km/jam. Hembusan angin ini menjadi pemicu terjadinya gelombang besar yang sangat berbahaya bagi armada pelayaran yang melintas di wilayah perairan provinsi kepulauan ini, kecuali kapal-kapal berukuran besar milik PT (Persero) Pelni seperti KM Sirimau dan KM Awu. Setelah pihak ASDP Cabang Kupang memutuskan untuk menghentikan semua lintas penyeberangan di NTT, arus penumpang yang menggunakan KM Sirimau tujuan ke beberapa kota di Pulau Flores tampak sangat membludak di Pelabuhan Tenau Kupang. Seperti disaksikan pada Rabu (18/7) malam di Pelabuhan Tenau Kupang, ribuan calon penumpang meluber di kawasan pelabuhan menanti datangnya KM Sirimau dari Kalabahi, Kabupaten Alor di Pulau Alor untuk berlayar ke Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores. Dari Larantuka di ujung timur Pulau Flores itu, para penumpang yang berasal dari kota-kota lainnya di Pulau Flores seperti Maumere, Ende dan Lewoleba di Pulau Lembata bisa menggunakan bus dan kapal laut untuk kembali ke kota tujuannya. La Unru menambahkan, sejak beberapa hari lalu pihaknya sudah membatalkan pelayaran kapal feri ke Kalabahi di Pulau Alor sekitar 137 mil dari Kupang karena ganasnya gelombang laut yang tak bisa dilalui oleh kapal feri. Pihaknya juga memutuskan untuk tidak mengoperasikan pelayaran ke Pulau Rote sekitar 40 mil dari Kupang karena ganasnya gelombang di Selat Pukuafu yang mencapai sekitar lima meter. "Kami tetap berpedoman pada laporan BMG tentang keadaan cuaca sebagai acuan dalam mengambil keputusan untuk mengoperasikan tidaknya kapal-kapal feri milik ASDP Kupang yang berbasis di Pelabuhan Penyeberangan Bolok Kupang," katanya menambahkan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007