INASGOC dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, bekerja sama dengan Yayasan Tri Kusuma Bangsa yang telah mempunyai pusat-pusat pendidikan anak jalanan di Jakarta, Blitar, Baduy dan sejumlah daerah lain.
Pengamat sosial sekaligus Kepala Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan keterlibatan anak jalanan dalam penyelenggaraan Asian Games ke-18 itu mendukung positif memori kolektif anak-anak jalanan.
"Anak-anak itu akan memiliki kepercayaan diri yang lebih, terutama semangat berjuang dan kerja keras sebagaimana para atlet yang bertanding. Anak-anak juga akan memiliki harga diri karena diperhatikan dan menjadi bagian dari penyelenggaraan," kata Devie.
Keterlibatan anak-anak jalanan dalam Asian Games, menurut Devie, juga berkontribusi sosial menyusul perhatian publik kepada mereka yang terabaikan dari sistem sosial.
"Program ini memberikan pesan kejayaan dalam bidang olahraga dapat terwujud dengan pembinaan anak-anak," katanya.
Ketua Yayasan Tri Kusuma Bangsa Any Kusuma Dewi mengatakan sebuah penyelenggaraan kejuaraan olahraga seperti Asian Games dapat mengajarkan nilai-nilai kerjasama dan kepercayaan diri selain mengajarkan kekuatan jasmani.
"Anak-anak marjinal yang berada di jalanan serta anak-anak difabel sangat memerlukan dukungan kepercayaan diri untuk menunjang perkembangan fisik ataupun mental mereka secara utuh," kata Any.
Namun, INASGOC belum memberikan penjelasan detail terkait keterlibatan anak-anak dalam penyelenggaraan Asian Games 2018.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018