Washington (ANTARA News) - Beberapa ahli biologi mendapati bahwa puasa selama 24 jam dapat membalikkan hilangnya fungsi sel batang usus yang berkaitan dengan usia sehingga bisa memperbaiki sel baru usus.
Studi tersebut, yang pada Kamis (3/5) disiarkan di jurnal Cell Stem Cell, mengungkapkan bahwa puasa secara dramatis meningkatkan kemampuan sel batang untuk melakukan regenerasi, pada tikus tua dan muda.
Pada tikus yang berpuasa, semua sel mulai memisahkan asam lemak dan bukan glukosa, perubahan yang bisa merangsang sel batang untuk menjadi lebih regeneratif.
Para peneliti tersebut mendapati bahwa semua itu juga bisa mendorong regenerasi pada satu molekul yang mengaktifkan perubahan metabolis yang sama dan campur-tangan semacam itu bisa berpotensi membantu orang tua pulih dari infeksi pencernaan atau pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
"Puasa memiliki banyak dampak pada usus, yang meliputi mendorong regenerasi seperti potensi penggunaan pada setiap jenis penyakit yang terjadi pada usus, seperti infeksi atau kanker," kata Omer Yilmaz, Asisten Profesor Biologi di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan salah seorang penulis studi tersebut.
"Yang menarik, peralihan sel ini ke oksidasi asam lemak meningkatkan fungsinya secara mencolok. Bidikan farmakologi terhadap jalur ini bisa menyediakan peluang pengobatan guna meningkatkan jaringan ketahanan patologi yang berkaitan dengan usia," kata Yilmaz, sebagaimana dikutip Xinhua, Sabtu pagi.
Sel batang usus berfungsi memelihara lapisan usus, yang secara khusus memperbarui dirinya setiap lima hari. Ketika luka atau infeksi terjadi, sel batang adalah kunci untuk memperbaiki setiap kerusakan. Namun saat orang bertambah usia, kemampuan regenerasi sel batang usus itu menurun, sehingga diperlukan waktu lebih lama bagi usus untuk pulih.
Setelah tikus berpuasa selama 24 jam, para peneliti mengangkat sel batang usus dan mengembangkannya pada cawan petri, sehingga memungkinkan mereka memastikan apakah semua sel dapat berubah jadi "usus-kecil" --yang dikenal dengan nama organoids.
Para peneliti tersebut mendapati bahwa sel batang dari tikus yang berpuasa menggandakan kemampuan regeneratif mereka.
Para peneliti merangkai RNA sel batang dari tikus yang berpuasa, dan mengungkapkan bahwa puasa mendorong sel beralih dari metabolisme biasa mereka, yang membakar karbohidrat seperti gula, ke memetabolisme asam lemak.
Peralihan itu terjadi melalui pengaktifan faksi transkripsi yang disebut PPARs, yang mengubah banyak gen yang terlibat dalam metabolisme asam lemak, kata para peneliti tersebut.
Para peneliti itu mendapati jika mereka mematikan jalur tersebut, puasa tak lagi bisa mendorong regenerasi dan mereka bisa memproduksi kembali dampak manfaat puasa dengan memberi tikus molekul yang menyerupai dampak PPARs.
Temuan tersebut menyatakan pemberian obat dapat merangsang refegenerasi tanpa membuat pasien berpuasa, kondisi yang sulit buat kebanyakan pasien.
Satu kelompok yang dapat memperoleh manfaat dari perawatan semacam itu adalah pasien kanker yang menerima kemoterapi, yang seringkali membahayakan sel usus.
Itu bisa bermanfaat buat orang yang berusia lanjut yang mengalami infeksi usus atau gangguan lain perut yang bisa mengubah lapisan usus.
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018