Vientiane, Laos (ANTARA News) - Indonesia perlu mendorong lebih banyak program yang menekankan diplomasi lunak untuk lebih memperkenalkan dan menyosialisasikan mengenai kebudayaan nusantara di Laos.
"Indonesia saat ini masih belum terlalu dikenal di Laos," kata Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Indonesia di Laos, Firman Soepalal, di Vientiane, Laos, Jumat.
Menurut Soepalal, untuk memperkuat kerja sama tidak hanya dalam bidang bisnis tetapi juga dalam aspek budaya juga selayaknya bisa ditingkatkan.
Untuk itu, ujar dia, pihaknya bukan hanya mendorong untuk peningkatan investasi tetapi juga bagaiman Indonesia bisa turut mengembangkan SDM di Laos.
Soepalal mencontohkan, Kedutaan Besar Indonesia di Laos telah mengirimkan surat kepada sekitar 25 universitas di Tanah Air agar bersedia memberikan beasiswa kepada mahasiswa dari Laos.
Hingga kini, lanjutnya, sudah sekitar 200 orang warga Laos yang menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, seperti di Universitas Padjajaran Bandung, UGM Yogyakarta, dan Universitas Negeri Malang.
Ia berpendapat, dengan mendorong mahasiswa Laos untuk bisa memperoleh beasiswa dan belajar di Indonesia juga bisa menjadi aset persahabatan kedua negara pada masa mendatang.
Sebelumnya, Indonesia mendorong isu pengembangan UMKM dan perancangan kebijakan yang memihak pelaku usaha mikro di forum ASEAN yang digelar di Luang Prabang, Laos, 2-3 April 2018.
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (5/4), mengatakan, mereka dipercaya memimpin dialog bisnis terkait kebijakan pengembangan usaha mikro pada forum ASEAN dalam ajang dialog kebijakan antar-negara anggota ASEAN ke-dua yang digelar di Laos.
"Usaha mikro masih mendominasi sektor usaha di kawasan ASEAN, di mana jenis usaha ini berkontribusi besar dalam perekonomian masyarakat dan penyerapan tenaga kerja," ujar Wayan.
Namun ia menambahkan, sebagian besar usaha mikro belum berstatus sebagai usaha formal.
Menurut dia, salah satu tantangan terbesar dalam mengurangi jumlah usaha informal adalah mencari solusi yang paling tepat untuk memfasilitasi transisi formalisasi UMKM dari sektor informal menuju formal.
Pewarta: Muhammad Rahman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018