Kondisi Indonesia lampu merah, perlu ada satu pemimpin yang bisa melakukan satu perubahan sesuai dengan cita-cita Proklamator."

Blitar (ANTARA News) - Rachmawati Soekarnoputri, yang merupakan putri mantan Presiden Soekarno menyebut Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu melakukan perubahan sesuai dengan cita-cita Proklamator.

"Kondisi Indonesia lampu merah, perlu ada satu pemimpin yang bisa melakukan satu perubahan sesuai dengan cita-cita Proklamator," katanya setelah ziarah ke makam Bung Karno, di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Jumat.

Ia saat ini bergabung di Partai Gerindra. Jabatannya adalah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra dari partai yang saat ini dipimpin oleh Prabowo Subianto. Rachmawati menilai Prabowo merupakan satu-satunya sosok antitesa untuk menghadapi perubahan.

Rachmawati mengakui, pilihan untuk bergabung dengan Partai Gerindra karena merasa yakin, bahwa masih satu visi. Ia tidak khawatir, pilihan politiknya yang tidak satu partai dengan saudara lainnya bisa memecah di antara keluarga.

"Ini bukan masalah orang per orang, tapi visi. Saya yakin berada di jalur yang diamanatkan dan itu risiko politik," kata dia.

Lebih lanjut, ia menambahkan sudah ada garis antara kebatilan dan kebenaran, sehingga harus berani mengambil pilihan sekalipun harus berbeda dengan saudara lainnya. Pilihannya yang sekarang dinilainya juga sesuai dengan yang diajarkan ayahandanya, Soekarno yang menegaskan untuk selalu memilh kebenaran.

"Sama seperti apa yang diajarkan bapak, untuk memilih kebenaran, berpihak pada rakyat dan bagaimana menciptakan adil, makmur, sejahtera. Itu harus kita capai," katanya menegaskan.

Rachmawati Soekarnoputri ziarah di makam ayahandanya di Kota Blitar. Ia datang dengan keluarga serta rombongan dari DPP Partai Gerindra, termasuk Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Prabowo mengaku sengaja ziarah ke makam mantan Presiden Soekarno di Kota Blitar. Menurut dia, hal tersebut adalah tradisi yang baik.

"Hari ini saya diajak Bu Rachmawati untuk ziarah ke makam pendiri hangsa ini, `Founding Father` kita, proklamator kita, Presiden pertama Bung Karno," katanya.

Ia mengatakan, ziarah tersebut sebagai bagian untuk menghormati Bung Karno. Menurut dia, ziarah adalah tradisi yang baik dan memang harus selalu dilestarikan.

"Saya kira ini suatu budaya baik, tradisi baik untuk anak bangsa selalu menghormati pendiri bangsa," kata dia.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko dan Asmaul Chusna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018