Jakarta (ANTARA News) - Bos HASI/NASA Hartati Murdaya meminta Nike Inc agar memperpanjang pesanan pembuatan sepatu kepada PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) dan Nagasakti Paramashoes Industry (NASA) masing-masing selama 18 dan 30 bulan. Hartati mengemukakan hal itu usai pertemuan dengan Menperin Fahmi Idris, Mendag Mari E Pangestu, Menarkertrans Erman Suparno, dan Kepala BKPM M Lutfi di Depperin, Jakarta, Rabu malam. Ia meminta Nike memutus pesanan pekerjaan membuat sepatu satu persatu, tidak dua sekaligus, mengingat jumlah pekerja yang banyak mencapai 14 ribu orang di kedua perusahaan tersebut. "Buat Nike murah, hanya memberikan `order` saja sampai 18 bulan kepada HASI lalu `stop`. Kemudian NASA (diperpanjang pesanan pekerjaannya sampai) 30 bulan," kata Hartati. Hal itu, katanya, dinilai adil, karena Nike memutuskan secara sepihak dan mendadak menghentikan pesanan pekerjaan kepada kedua perusahaan pabrik sepatu yang dipimpinnya dan telah membuat sepatu Nike selama sekitar 20 tahun. "Saya pasrah saja, yang terbaik saja, dan yang penting buat saya PHK itu bukan jalan keluar. Uang PHK bisa digunakan untuk investasi di bidang usaha lain, sehingga tenaga kerja dari pabrik saat ini saya bisa pindahkan dan mereka bisa menyambung hidupnya. Saya hanya memerlukan Nike agar bisa memberi suatu sikap yang adil," katanya. Diakui Hartati, pihaknya sulit memenuhi target harga yang diminta Nike, karena upah pekerjanya yang kebanyakan sudah bekerja lebih 15 tahun mencapai di atas Rp1.000.000 per bulan dan ditambah lembur bisa Rp2,0 juta. "Harga sekarang 11 dolar AS per pasang sepatu. Padahal 15-18 tahun yang lalu rata-rata 15 dolar AS per pasang sepatu. Nike cari pabrik yang lebih murah lagi 10 dolar AS atau bahkan 7,5 dolar AS per pasang sepatu," katanya. Oleh karena itu, lanjut dia, Nike mencari mitra lain, terutama pabrik baru, yang tenaga kerjanya baru, sehingga upah buruhnya murah di bawah satu juta rupiah. Ia memperkirakan pemutusan kontrak kerja Nike dengan pihaknya, karena pemegang merek sepatu terkemuka di dunia itu tidak melihat peluang harga di HASI/NASA akan turun ke tingkat yang diinginkannya. Hartati meminta Nike sebagai perusahaan dunia mempertimbangkan tanggung jawab sosial dan kemanusiaanya agar tidak memutuskan pemesanan pekerjaan secara mendadak seperti memotong kue. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007