"Ada tiga calon investor, yang dari luar dua, dalam negeri satu. Tiga-tiganya masih on progress. Tapi saya belum bisa konfirmasi siapa spesifiknya sampai nanti kalau sudah sign dan agree dengan kami," ujar Achmad di Jakarta, Jumat.
Ia hanya menyebutkan, dua calon investor dari luar negeri itu konsorsium yang berasal dari Singapura dan Timur Tengah.
Namun, ketika ditanya investor dari dalam negeri adalah bank BUMN, Achmad menolak untuk mengkonfirmasi.
"Jadi ada dari dalam negeri juga. Setelah conform, nanti kami disclosed siapa," ujar Achmad.
Sejak tahun lalu, Bank Muamalat memang sudah merencanakan untuk melakukan aksi korporasi melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights issue) oleh investor strategis untuk menambah modal.
PT Minna Padi Investama disebut siap menjadi pembeli siaga rights issue Bank Muamalat namun batal karena tidak mampu memenuhi kewajibannya sebelum tenggat waktu yang ditentukan sesuai kesepakatan.
Berdasarkan laporan keuangan bank per kuartal IV 2017, aset Muamalat tumbuh 10,59 persen (yoy)menjadi Rp61,7 triliun, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) naik menjadi 13,62 perse dari tahun sebelumnya sebesar 12,74 persen.
Akan tetapi, dari sisi rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) naik menjadi 4,43 persen dari tahun lalu sebesar 3,83 perse. Laba juga ikut tergerus 67,55 persen menjadi Rp26,12 miliar dari tahun lalu sebesar Rp80,51 miliar.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018