"Penyebaran paham radikal dan teroris ini banyak terjadi di dunia maya sehingga kita harus lebih mawas diri terhadap hal itu," kata dia saat memberikan paparan kepada mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) di Padang, Sumatera Barat, Kamis.
Ia mengatakan jika mahasiswa tidak memiliki daya tahan maka paham itu akan berbahaya dan bisa berujung pada tindakan terorisme.
Dalam mencegah paham radikal dan terorisme, kata Suhardi, BNPT membentuk "Duta Damai Dunia Maya" yang merupakan bagian dari pencegahan lunak (soft approach) dalam penanggulangan terorisme.
Saat ini target teroris adalah merekrut kalangan terdidik antara usia 19-25 tahun yang memiliki emosi meledak-ledak sehingga dimanfaatkan oleh mereka, katanya.
Tingginya jumlah lulusan perguruan tinggi yang menganggur karena tidak adanya lapangan pekerjaan membuat mereka dengan mudah disusupi oleh paham radikal, katanya.
"Ini yang perlu menjadi perhatian bersama agar paham ini dapat diantisipasi," kata dia.
Baca juga: Ketahanan nasional harus terus diperkuat jaga NKRI
Ia mengatakan saat ini BNPT juga menggandeng Kemenristekdikti dan Kemendikbud untuk memperketat proses penjaringan tenaga pengajar baik itu dosen maupun guru.
Sementara Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof Ganefri terus berupaya menjaga kampusnya agar tidak disusupi oleh paham tersebut.
Salah satu caranya adalah dengan mendatangkan Kepala BNPT memberikan arahan langsung kepada mahasiswa terkait persoalan ini.
"Kita juga memperbanyak orasi tentang kebangsaan agar mahasiswa dapat terbentengi dari paham radikal dan terorisme ini," kata dia.
Baca juga: BNPT ajak kampus tangkal paham radikalisme
Pewarta: M. R. Denya Utama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018