Jakarta (ANTARA News) - Komik Indonesia makin berkembang seiring tumbuhnya platform yang memungkinkan pembaca menikmati komik lewat ponsel atau komputer.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf optimistis komik punya potensi besar yang erat kaitannya dengan ekonomi kreatif Tanah Air. Dalam siaran pers yang diterima Kamis, Triawan mengatakan komik Indonesia menjadi hulu bagi sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
“Sinergi dari berbagai sub-sektor di ekonomi kreatif ini akan memperkuat kita semua, dan komik menjadi hulu dari semua itu,” ujar Triawan Munaf.
Para pengelola Intellectual Property Indonesia yang fokus pada media komik bersatu dalam Asosiasi Komik Indonesia (AKSI) yang mulai berdiri pada 24 April 2018.
Faza Meonk selaku Ketua Umum AKSI dan Imansyah Lubis selaku Sekretariat Jendral AKSI mengakui bahwa dalam beberapa tahun ini komik Indonesia berhasil berkolaborasi dengan berbagai bentuk media hiburan lain.
Pada 2017, dunia perfilman Tanah Air diwarnai dengan 2 film yang diadaptasi dari komik, "Valentine" dan "Si Juki the Movie."
Tidak hanya itu saja, saat ini kolaborasi antara komik dengan game, seni pertunjukan, hingga musik sudah banyak dilakukan.
“Komik (Indonesia) adalah hulu dari semua itu (ekonomi kreatif). Komik adalah pembentukan karakter pertama yang melahirkan karakter-karakter yang hadir di berbagai cerita. Jadi, memang cerita dibangun dari komik," imbuh Triawan.
Pemerintah berjanji terus berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia, termasuk komik sebagai salah satu fokusnya.
Triawan menambahkan bahwa pada tahun depan Indonesia terpilih menjadi Country Focus dalam London Book Fair. Komik Indonesia akan menjadi salah satu pusat perhatian pada London Book Fair tahun depan.
“Pada tahun ini komik Indonesia sudah eksis dalam perhelatan London Book Fair dan sukses sekali, apalagi di tahun depan," katanya.
AKSI
AKSI (Asosiasi Komik Indonesia) didirikan oleh Bumilangit (pemilik IP karakter2 komik lokal legendaris seperti Si Buta, Gundala, Godam, dll), PIONICON (Si Juki), Octopus Garden (Mice Cartoon), Infia (Komikin Ajah), FranKKomiK (Setan Jalanan), Skylar Comics (Volt & Valentine), Ciayo Comics (Heartbeat & Blue Serenade), re:ON Comics (Grand Legend Ramayana & Galauman), Kosmik (Manungsa & Wanoja) dan Padma Pusaka Nusantara (Nusa Five).
Gagasannya sudah ada sejak 2014 hingga akhirnya terwujud pada 24 April 2018.
Pendeklarasian Asosiasi Komik Indonesia dilangsungkan di Swillhouse, SCBD, Jakarta Selatan dan dihadiri oleh para pelaku di industri komik seperti Faza Meonk, Franki Indrasmoro S, Marcelino Lefrandt, Mice Misrad juga Sweta Kartika.
Asosiasi Komik Indonesia punya visi menjadikan industri komik Indonesia sebagai bagian dari Strategi Budaya Nasional di Ranah Internasional. Misi dari Asosiasi ini sendiri adalah untuk membangun ekosistem Industri Komik Indonesia.
Dalam pemaparannya, Faza sebagai Ketua Umum AKSI menyatakan bahwa komik bisa menjadi media untuk mempromosikan kebudayaan suatu negara.
Seperti halnya komik Jepang yang membuat banyak orang mengenal sushi. Komik Indonesia juga bisa menjadi sarana untuk mengenalkan kearifan budaya Indonesia ke mata dunia.
“Dengan terbentuknya asosiasi ini, harapannya semoga kita bisa membangun ekosistem industri komik Indonesia bisa lebih maju lagi, lebih berkembang, dan bisa bersinergi dengan berbagai macam industri," kata Faza.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018