Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Najib Yusuf, guru Madrasah Tsanawiyah At-Taqwa 03 di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, membuat aplikasi Jetschool untuk mencegah murid-murid bolos sekolah dan memudahkan para orangtua memantau nilai dan kegiatan sekolah.
Di Cikarang, Kamis, Najib menjelaskan aplikasi yang dibuat Agustus 2017 itu sudah diujicoba di enam sekolah di Jakarta dan Bekasi dan sekarang digunakan oleh sedikitnya 4.700 pelajar.
"Sebelumnya aplikasi yang ada hanya dapat digunakan oleh siswa saja, orangtua saja, atau sekolah saja... Saya mencoba mengintegrasikan semuanya dalam satu aplikasi dan Alhamdulillah dapat diterima," kata Najib, pengajar Teknologi dan Informatika di madrasah yang sebelumnya selama lima tahun bekerja sebagai staf teknologi informasi di Al-Azhar Rawamangun, Jakarta.
Najib menjelaskan aplikasi itu terhubung dengan mesin absensi siswa, yang merekam data kedatangan dan kepulangan siswa.
"Dalam waktu yang sama, absensi tersebut langsung dilaporkan pada telepon seluler orangtua. Begitu juga saat pulang sekolah, siswa mengisi absensi lantas kemudian secara real time orangtua tahu jika anaknya memang sekolah. Tidak hanya soal masuk sekolah dan pulang sekolah, aplikasi ini pun melayani laporan hingga ke perpusatakaan," kata dia.
Selain itu, Jetschool memuat fitur yang memungkinkan orangtua mengetahui data siswa mulai dari nilai ujian sampai urusan administrasi keuangan sekolah.
"Mimpi besar dari aplikasi terpadu ini agar orangtua dapat tetap mengetahui dunia pendidikan anaknya. Dari aspek orangtua, tentu aplikasi ini dapat membantu orangtua telibat lebih jauh soal pendidikan anak. Jika orangtua biasanya melihat nilai anaknya enam bulan sekali, sekarang mereka bisa melihat day to day. Ini penting karena dunia sekolah anak ini hanya sekali, jangan sampai orangtua justru melewatkannya," katanya.
Aplikasi Jetschool pun memudahkan siswa belajar dengan menyediakan ringkasan materi belajar.
"Termasuk memungkinkan guru melaksanakan ujian harian via aplikasi. Langsung dikerjakan di aplikasi, langsung dinilai dan nilainya langsung dapat diketahui orangtua," katanya.
Sementara bagi sekolah, Jetschool membantu meningkatkan pelayanan kepada orangtua, memungkinkan sekolah menghubungi orangtua menggunakan fiturnya.
Menjelang tahun ajaran baru Juni mendatang, Najib mengaku mendapat tawaran setidaknya dari enam sekolah baru yang ingin menggunakan Jetschool.
"Satu sekolah sebenarnya sudah sejak Januari lalu menggunakan Jetschool yang versi premium, bukan yang uji coba. Sedangkan lima sekolah lain mulai tahun ajaran baru nanti bakal menggunakannya," katanya.
Pengguna Jetschool, pelajar MTS At-Taqwa 03 Sabrina, menyebut aplikasi yang sudah bisa diunduh di toko aplikasi itu membantu dia belajar. "Senang ada aplikasi ini karena bikin mudah pelajar dan bisa digunakan di handphone di rumah," katanya.
Pembangunan aplikasi Jetschool mendapat apresiasi dari Kementerian Riset dan Teknologi - Pendidikan Tinggi. Najib juga mendapat bantuan Rp300 juta dari program kementerian bagi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).
"Karena ini start up, maka memang dukungan ini sangat diperlukan. Harapan ini tentunya saya ingin Jetschool menjadi ekosistem manajemen dan informasi sekolah. Filosofinya kami ingin orangtua terlibat dalam proses paling penting anak di sekolah, karena usia sekolah tidak datang dua kali. Maka orangtua wajib terlibat meski dari kejauhan," katanya.
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah, Mayolus Fajar Dwiyanto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018