Bandung (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag) M Maftuh Basuni menegaskan, Depag tidak akan membentuk tim khusus untuk melobi pemerintah Arab Saudi terkait kemungkinan pelarangan penerbangan jemaah haji dengan menggunakan maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia pada musim haji tahun ini. "Tak perlu membentuk tim, bila tidak ada kendaraan untuk berangkat ke Makkah, maka kewajiban haji otomatis gugur," kata Menag kepada pers di sela-sela kunjungan kerjanya di Bandung, Rabu. Ia berharap pembatalan pemberangkatan jemaah haji Indonesia tahun ini tidak sampai terjadi. Namun bila pemerintah Arab Saudi tetap memberlakukan larangan terbang bagi Garuda Indonesa yang selama ini melayani perjalanan jemaah haji, pemerintah siap menjelaskan kepada para calon haji dan masyarakat Indonesia terkait pembatalan keberangkatan itu. "Allah itu tidak memberikan beban kepada umatnya kecuali kepada yang mampu," kata Menag. Lebih lanjut ia menyebutkan, bila tidak ada pesawat yang akan mengangkut jemaah haji ke tanah suci, lebih baik tidak berangkat. Mungkin bila tahun depan akan lebih baik lagi. "Kalau jemaah tetap ingin pergi, mau naik apa. Tidak ada alat transportasi lainnya. Jalur laut tidak mungkin karena dari segi waktu tidak efisien," katanya. Ia menegaskan, rencana pelayanan jemaah haji tidak dapat diubah secara tiba-tiba. Perubahan yang mendadak seperti saat ini bisa membuat situasi menjadi lebih mudah dieksploitasi oleh pihak-pihak tertentu. "Daripada merubah rencana yang sudah diputuskan secara matang, lebih baik tidak memberangkatkan jemaah haji kita ke tanah suci. Jumlah jemaah yang besar membutuhkan perencanaan yang matang, tak bisa diubah begitu saja," katanya. Pemerintah Arab Saudi sendiri, kata Menag, belum melarang penerbangan Indonesia ke Arab Saudi. Semua yang berkembang saat ini baru wacana. "Pemerintah Arab Saudi baru mempertanyakan keputusan Uni Eropa yang melarang penerbangan Indonesia ke Eropa. Utusan dari sana (Arab Saudi) telah diminta datang ke Indonesia untuk memperoleh penjelasan langsung mengenai kondisi penerbangan di Indonesia," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007