Peluru kendali Spike ER buatan Israel itu dipasang di kapal perang buatan dalam negeri, yang dikenal dengan kapal serang serbaguna, kata Arsenio Andolong, juru bicara kementerian pertahanan.
Belum jelas kapan pranata peluru kendali jarak dekat permukaan-ke-permukaan, permukaan-ke-udara itu dapat dipakai.
Komandan angkatan laut menyatakan Filipina sekarang memiliki kekuatan lebih dalam meronda Laut China Selatan dan perairan selatannya, yang dikuasai bajak laut.
"Itu akan menjadi penangkal karena, kali ini, kami memiliki persenjataan mumpuni, yang dapat memukul sasarannya, kapal kecil atau besar," kata komandan itu, yang menolak dikenali karena tidak berwenang berbicara kepada media.
Peluru kendali itu berdaya jangkau terjauh delapan kilometer.
Filipina membayar 11,6 juta dolar untuk pranata itu dan peluru kendali tersebut akan dipasang di tiga kapal dari armada kapal kecil dan cepatnya.
Kapal perangnya, yang mencakup dua frigat buatan Korea Selatan, akan dipersenjatai dengan peluru kendali jarak jauh lebih canggih.
Filipina menyediakan 125 miliar peso (33 triliun rupiah lebih) selama lima tahun ke depan untuk membeli frigat, jet tempur, helikopter, pesawat pengintai, pesawat nirawak dan radar, demikian Reuters.
(Uu.B002/T008)
Pewarta: antara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018